MALANG, metro7.co.id – Istilah Nge-jam, mungkin masih asing di telinga komunikan. Nge-jam adalah asal kata dari “jam session”. Istilah ini, pertama kali populer di kalangan musisi jazz yang artinya adalah kesempatan.

Kesempatan dimaksud adalah kesempatan bermain dengan musisi lain untuk saling beradaptasi dengan pemusik dan saling sharing. Istilah Nge-jam pun mulai digunakan pada ajang lain, misalnya ajang silaturahmi.

Seperti yang dilaksanakan Srimaya The Natural Living of Java dan Remaja Islam Gondanglegi (RISGO) Reborn, Selasa (21/9/2021) malam. Para karyawan Srimaya dan RISGO Nge-jam bareng with Neo Letto. Acara berlangsung di hunian Srimaya, Jl Kepuharjo Karangploso, Kabupaten Malang. Topik diskusi yang dikemas dalam ngobrol sambil ngopi kali ini, yakni saling berbagi tips dan wejangan.

Noe sapaan akrab Sabrang Mowo Damar Panuluh, memberikan beberapa tips untuk menggapai keberhasilan. Salah satunya adalah penguatan mental. Ia mengibaratkan, penguatan mental itu seperti tulang yang dipukul terus menerus. Bila retak sedikit, nanti akan kembali dan akhirnya tulang tersebut akan sangat padat. Begitu pula halnya mental. Semakin dilatih maka akan semakin kuat.

Menguatkan suatu hal, kata Sabrang, tidak ada jalan pintas. Orang yang pengalaman hidupnya semakin pahit  justru semakin kuat. Jadi kalau dia bertahan melakukan hal-hal di atas, maka itu akan menjadi modal untuk menguatkan mental yang sebenarnya. Oleh karena Itu, dirinya sangat mengapresiasi apa yang telah dilakukan para pemuda seperti halnya RISGO. Mereka tak hanya bergaya dengan baliho untuk berbuat kebaikan. Misalnya program Jumat berkah dan memberi kontribusi kepada masyarakat melalui Vaksinasi.

“Kita tidak akan pernah tahu apakah ada yang akan menyelamatkan kita nanti, jadi kemauan untuk melakukan kebaikan harus terus dilakukan. Sebab, kebaikan yang kita lakukan, tidak hanya menyelamatkan diri kita sendiri, tapi juga bisa menyelamatkan orang lain,” kata Sabrang.

Ia menambahkan, kepada teman-teman jangan patah semangat dan putus asa. Sebab senang maupun sedih, waktu terus berjalan dan tidak menunggu kita untuk semangat lagi.

“Tidak usah menuntut orang lain untuk membuat perubahan, sebab perubahan yang kita impikan akan bisa berubah apabila dilakukan oleh diri kita sendiri,” pesan pelantun lagu “ruang rindu” tersebut.

“Yang saya sampaikan ini baru teori di mulut saya, tapi alhamdulillah ternyata sudah dilakukan oleh teman-teman RISGO, terima kasih karena sudah memberi inspirasi kepada banyak orang,” demikian Sabrang.

Sekadar diketahui, Sabrang adalah Putra pertama tokoh intelektual muslim Indonesia sekaligus penyair terkenal, Emha Ainun Nadjib atau Cak Nun. Sabrang lahir di Yogyakarta pada 10 Juni 1979 silam. Di dunia musik, ia dikenal sebagai vokalis dan keyboardis band Letto. Sabrang menggeluti keyboardis hingga 2014. Tak hanya sebagai vokalis, Ia juga dikenal sebagai pencipta lagu dan teknisi studio.

Tampak hadir pada Nge-jam baeng kali ini, perwakilan manajemen Srimaya, Pimpinan Pesantren Bina Anak Sholeh Arridlo Poncokusumo, Ahmad Syaikhuddin Romly dan Ketua serta pengurus harian RISGO. Juga turut hadir, Danramil dan Kapolsek Karangploso, serta sejumlah komunitas yang ada di Malang Raya. ***