SAMPANG, metro7.co.id – Pj Bupati Sampang Rudi Arifiyanto mengunjungi kandang ternak kambing dan sapi milik Pj Kepala Desa Kodak, Kecamatan Torjun, Kabupaten Sampang dalam rangka meninjau potensi di tengah masyarakat yang dapat dilakukan inovasi menjadi nilai tambah perekonomian, Selasa (12/3).

Di kandang Pj Kepala Desa Dofir, memelihara sebanyak 30 kambing dan 2 sapi dimana kotoran hewan dan kencingnya dapat dimanfaatkan menjadi pupuk organik cair dan bio gas.

“Di sekitar sini, ada banyak peternak sapi dan kambing, limbah kotoran hewannya sangat mubazir sehingga kami akan dibantu oleh Pemerintah Daerah melalui Pj Bupati untuk dilakukan inovasi teknologi agar dapatnya diolah menjadi hal yang bernilai ekonomi,” ungkap Pj Kades Kodak Dofir.

Dalam sehari, ia menuturkan bahwa kambing bisa kencing kurang lebih setengah liter dan untuk sapi di kisaran satu liter.

“Jika 30 kambing dan 2 sapi, bisa memperoleh sekitar 17 liter sehingga sangat mubazir jika kemudian tidak diolah menjadi pupuk organik cair,” ujarnya.

Selain itu, para peternak lain di desanya ingin ada suatu inovasi agar limbah yang tadinya terbuang bisa bermanfaat meningkatkan perekonomian masyarakat.

Sementara itu, Pj Bupati Sampang Rudi Arifiyanto menyampaikan, kedatangannya untuk meninjau menjembatani para peternak agar berinovasi.

Sebab, saat ini para peternak di Sampang masih banyak yang membuang hal yang seharusnya bisa bernilai ekonomi yang sudah banyak dilakukan di daerah lain.

“Program ekonomi kemasyarakatan harus didorong agar meningkat, seperti halnya kencing hewan ternak yang biasanya dibuang tidak jadi apa-apa bisa diolah jadi pupuk organik cair,” ungkapnya.

Jika sudah menjadi produk pupuk organik cair, kemudian bisa dibeli oleh para petani yang saat ini mengalami kekurangan pupuk.

“Skemanya setiap orang setor kencingnya, nanti bisa dapat kupon pupuknya, kita akan dorong BUMD dan BUMDes untuk bisa mengelola itu,” ujarnya.

Kemudian untuk kotoran sapi pun bisa diolah menjadi bio gas, sehingga hal itu dapat dijadikan sebagai gas untuk memasak.

“Prinsipnya yang selama ini dibuang kita manfaatkan, tiga bulan kedepan kita akan intens koordinasi perkembangannya, karena kandang para peternak harus disesuaikan untuk mengintegrasikan hal tersebut,” tutupnya.