TUBAN, metro7.co.id – Akibat air sumur dan sawah menjadi payau, ratusan petani dan warga Desa Cepokorejo Kecamatan Palang Kabupaten Tuban, berbondong-bondong turun kejalan dan menyegel tambak udang di Desa Cepokorejo, Jum’at (24/7/2020).

Penutupan yang dilakukan ratusan warga Cepokorejo ini, akibat rasa geram terhadap pengusaha tambak yang ngotot melakukan produksi tanam udang. Padahal sebelumnya, menurut pengakuan warga sudah ada kesepakatan antara petani Cepokorejo dengan pengusaha tambak yang berjanji tidak akan beroperasi lagi sebelum mendapatkan izin.

Aksi spontanitas tersebut, turut disaksikan oleh Polres Tuban, Dinas Lingkungan Hidup, Polsek, dan Sekcam Palang Kabupaten Tuban, yang hadir dilokasi kejadian.

Menurut pengakuan warga setempat kepada Metro7.co.id, bahwa kemarahan warga sudah memuncak, akibat dampak yang ditimbulkan oleh banyaknya tambak udang ilegal yang membuat petani dan warga menjerit.

“Kami marah dengan keadaan ini, bulan Februari lalu sudah ada kesepakatan antara warga dengan pengusaha tambak yang berjanji akan menghentikan aktivitasnya. Kemarin kita juga sudah datang bersama warga ke Balai Desa dan pendopo Kecamatan Palang, juga sudah kami sampaikan ke Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Tuban. Tapi mereka (pengusaha tambak) masih membandel. Makanya kita turun dan tutup sendiri, karena tidak ada solusi dan ketegasan dari Pemerintah Daerah,” ungkap salah satu warga yang tidak mau disebukan identitasnya.

Sementara itu, menurut pengakuan Sukalam, penutupan jalan akses menuju tambak udang terdapat di enam titik yang terletak di Dusun Caper, Krajan, dan Sambungrejo. Hal ini dilakukan oleh warga karena beberapa alasan. Selain karena dampaknya yang menyebabkan sumur dan air yang digunakan untuk mengairi sawah berubah payau, tambak tersebut juga belum memiliki izin.

Sukalam juga menambahkan, bahwa sudah 3 kali permasalahan ini dimediasi di kantor kecamatan Palang yang dihadiri Dinas Lingkungan Hidup, Dinas Penanaman Modal PTSP & Tenaga Kerja, Diskanak, kelompok petani, dan warga Cepokorejo, akan tetapi belum ditemukan solusi.

“Karena dinas terkait belum ada tindakan tegas, maka saya dan warga Cepokorejo sepakat untuk turun bersama dan menutup tambak yang tidak memiliki izin”, ucap Sukalam.

Sukalam dan warga Cepokorejo yang berprofesi sebagai petani berharap campur tangan Pemerintah Daerah untuk menyelesaikan masalah ini, agar tidak berlarut-larut dan semakin runyam. ***