BANGKA BELITUNG, metro7.co.id – Rencana aksi unjuk rasa di halaman Kantor Gubernur Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yang dikoordinir oleh Batara Harapan dengan mengatasnamakan Gerakan Aliansi Masyarakat (GAM) Bangka Belitung (Babel) pada 13 Maret mendatang, ditanggapi keras Front Jaga Babel (FJB).

Sebelumnya, berdasarkan penuturan Batara dalam video berdurasi 2,47 menit yang ia rekam, dan telah tersebar di jejaring Grup WhatsApp maupun media sosial belakangan ini, agenda aksi GAM Babel ialah meminta Penjabat (Pj) Gubernur Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Ridwan Djamaluddin, mundur dari jabatannya lantaran dianggap telah merusak tatanan pertambangan timah di Bangka Belitung.

“Kami seluruh aliansi masyarakat di Babel akan geruduk kantor Pj Gubernur pada tanggal 14 Maret 2023 mendatang. Setelah Pj Gubernur ini bekerja, banyak sekali menimbulkan kegaduhan seperti harga timah yang anjlok hingga 50 persen, sehingga timbul huru-hara di sana-sini. Banyak pedagang dan kolektor tambang yang terkena dampaknya. Sama-sama kita tahu masyarakat di sini kehidupan ekonomi tergantung dengan pertambangan. Nah, sekarang Pj [Gubernur] menertibkan tambang tanpa solusi,” papar Batara, Minggu (5/3) mengutip dekannews.

Batara mengatakan bakal mengerahkan sekitar seribu hingga dua ribu massa dalam aksi unjuk rasa nanti, yang akan ia datangkan dari berbagai daerah di Bangka Belitung.

“Untuk peserta aksi nanti tak hanya dari Bangka Selatan saja, tapi ada juga dari Belitung, Bangka Barat, dan wilayah-wilayah yang ada di Babel. Prediksi kita mungkin kurang lebih seribuan (massa aksi), mungkin bisa sampai dua ribuan lah,” jelasnya.

Sementara Ahmad Syamsi selaku Ketua Front Jaga Babel (FJB) mengecam rencana aksi unjuk rasa tersebut karena menurutnya tidak mewakili aspirasi masyarakat Bangka Belitung secara keseluruhan, khususnya penambang.

Tokoh masyarakat Bangka Belitung itu berkata masih ada masyarakat yang menambang bijih timah secara tertib, legal, dan mengikuti aturan hukum yang berlaku.

“Jangan bawa-bawa nama masyarakat Babel, apalagi penambang. Yang merasa terganggu saat ini adalah kolektor timah yang menampung pasir timah ilegal yang bukan dari IUP-nya. Jadi enggak benar masyarakat kita enggak boleh nambang,” ungkap Ahmad Syamsi yang akrab disapa Abie Acik, Senin (6/3) malam.

Dirinya beranggapan bahwa rencana aksi unjuk rasa itu terindikasi disponsori oleh kolektor atau cukong timah ilegal beserta kroni-kroninya yang masih ingin memelihara sistem pertambangan timah secara ilegal.

“Unjuk rasa ini tidak mungkin tidak ada yang mensponsorinya. Memobilisasi massa dari mana biayanya. Tapi hak Batara menyampaikan aspirasinya. Namun ingat, jangan coba-coba menghina atau memaki simbol-simbol negara atau pejabat negara apalagi anarkis. Siap-siap saja Anda, Batara, berhadapan dengan FJB,” tegas Abie Acik.

Ia juga meminta kepada Pj Gubernur agar tak mundur selangkah pun dalam menegakkan aturan hukum demi kepentingan bangsa dan negara.

“Apalagi berhadapan dengan pelaku kejahatan seperti mafia dan preman tambang, kita atau negara tidak boleh kalah melawan mereka,” sambungnya.

Senada dengan Abie Acik, Ketua Komunitas Pemuda B374LU, Karnadi, turut memberikan dukungan moril kepada Pj Gubernur, dan siap mengerahkan anggotanya berada di barisan terdepan dalam menjaga keamanan saat aksi unjuk rasa berlangsung nanti.

“Kami siap hadir bersama pihak keamanan Polri dan TNI menjaga. Tapi kami tidak membiarkan jika ada yang coba-coba menghina pemimpin kami saat ini. Apa yang dilakukan oleh bapak Pj Gubernur itu mengajak kita kepada kebaikan bersama, dan sampai sekarang masih ada masyarakat kita yang menambang timah, baik di SPK PT Timah maupun Pemda. Karena itu kami mendukung Pj Gubernur dalam menata kelola pertimahan dari keserakahan jejaring mafia tambang,” pungkas Karnadi.