BANGKA BELITUNG, metro7.co.id – Direktur utama (Dirut) PT Timah Tbk (TINS), Achmad Ardianto, turut menjadi pemateri Latihan Kader (LK) III Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) yang diselenggarakan di Hotel Billiton, Kabupaten Belitung, Selasa (16/8).

Mengulas “Kedaulatan Energi, Minyak, Gas, dan Timah Nasional Sebagai Syarat Bangsa yang Berdaulat”, Achmad memaparkan strateginya dalam mengoptimalkan kedaulatan timah.

Meski terbilang baru menjabat sebagai Dirut, dirinya yakin dan optimistis dapat membawa TINS menjadi perusahaan tambang terkemuka dan produktif terhadap kelangsungan ekonomi negara, daerah, dan masyarakat Bangka Belitung.

“Saya kan baru menjabat Dirut dari Desember 2021. Jadi baru 8 bulan. Maka belum banyak yang bisa dilakukan. Tapi situasi PT Timah saat ini sedang dalam posisi memperbaiki struktur cost, sehingga kita lakukan beberapa penghematan untuk memastikan biaya yang bisa kita turunkan. Memang biaya secara umum turun, walaupun harga timah turun yang mengakibatkan secara umum keuangan tidak ada perbaikan. Namun, dari sisi operasional kita melakukan beberapa perbaikan di bidang menambang. kita perbaiki kemitraan dengan perusahaan-perusahaan, agar kebocoran timah yang keluar dari lokasi (WIUP-pen) dapat kita kurangi,” tutur Achmad, dalam kegiatan LK III yang diadakan oleh Badan Koordinasi (Badko) HMI Sumbagsel tersebut.

Mantan Dirut PT Freeport Indonesia itu juga menjelaskan jika TINS tetap berkomitmen kuat menjaga ekosistem lingkungan hidup dengan melakukan reklamasi kontinyu dan konsisten di lokasi-lokasi yang sudah ditambang oleh perusahaan.

“Jadi PT timah seperti yang selama ini sudah dilakukan itu mengikuti secara baik peraturan yang diterapkan oleh pemerintah, dalam hal ini tentunya peraturan dari KLHK dan ESDM, yang sekarang tambah lagi KHP, supaya melakukan reklamasi secara konsisten dan tepat waktu sesuai yang diperjanjikan di awal melalui dokumen lingkungan,” ujarnya.

Apalagi pelaksanaan reklamasi perusahaan selama ini kata Achmad berjalan sangat baik, sebagaimana dibuktikan dengan penghargaan PROPER Emas atas kinerjanya dalam program pengelolaan lingkungan hidup yang dinilai oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).

“Saya kira bentuk pengakuan dari pemerintah yakni KLHK, kita sudah melaksanakan program (reklamasi-pen) dengan baik,” lanjut dia.

Ke depannya, Dirut TINS jebolan ITB itu ingin membangun ekosistem pertimahan nasional yang sehat, serta dapat berperan strategis di kancah industri global.

“Pertama tentu kita ingin memastikan bahwa model penambangan timah itu dapat diperbaiki dan ditingkatkan. Kedua, kita berkomunikasi dengan unsur-unsur kementerian terkait, baik itu KLHK, KKP, BUMN, Kementerian Keuangan. Dalam proses tersebut tentu saja komunikasi ke masyarakat juga harus dijaga. Masyarakat perlu tahu bahwa kondisi ekosistem Indonesia saat ini tidak baik dan harus diperbaiki menuju ekosistem timah yang lebih sehat. Maka oleh sebab itu kita juga lakukan FGD dengan BADKO HMI Sumbagsel agar mendapatkan masukan masyarakat terkait ide ini,” pungkas Achmad yang mengharapkan status komoditas timah bisa dikembalikan lagi menjadi barang mineral strategis atau mineral kritis.