BANGKA BELITUNG, metro7.co.id – Berupaya menyuarakan aspirasi dan keluh kesah warga Bangka Belitung (Babel) terhadap pemadaman listrik bergilir oleh PLN Wilayah Babel.

Aliansi Masyarakat Sayang PLN’ berencana menggelar Forum Group Discussion (FGD) dengan tema “Sudah Baikkah Pelayanan PLN di Bangka, dan Pantaskah Konsumen Mendapatkan Kompensasi”.

Dijelaskan Ardi Pangeran selaku koordinator, kegiatan FGD rencananya akan diadakan pada Minggu (12/3) besok dengan melibatkan 30 Ormas dan LSM se-Kabupaten Bangka.

“Ini ikhtiar kami bersama rekan-rekan Ormas dan LSM yang ada di Bangka ini untuk soroti kinerja PLN Babel yang semakin memburuk, dan diharapkan melalui FGD nanti kita bisa dapatkan solusi bersamanya, termasuk soal kompensasi untuk masyarakat, ya,” ujar Ardi kepada Metro7, Sabtu (12/3).

Ia menambahkan, melalui FGD nanti pihaknya berharap dapat membuka mata pihak PLN Wilayah Babel agar lebih serius melayani masyarakat.

Sebab, kata Ardi, pemadaman listrik bergilir yang sudah sekian lama terjadi ini berimbas terhadap kondisi peralatan elektronik masyarakat.

“Saling sharing keluh-kesah saja. Soalnya agak lama juga pemadaman listriknya, ya. Kasihan dengan masyarakat kalau terus-terusan begini. Belum lagi imbas ke peralatan elektronik, atau yang memiliki usaha, dan lainnya, ya,” tegasnya.

Sebelumnya, ‘Aliansi Masyarakat Sayang PLN’ pada Febuari 2022 lalu sempat mengadakan aksi unjuk rasa di Kantor PLTU Air Anyir, Kabupaten Bangka.

Dalam aksi itu, pihak Ardi mempertanyakan alasan pemadaman listrik bergilir oleh PLN Wilayah Babel yang sudah terjadi sejak tahun 2021 lalu.

Namun sayangnya pihak PLTU waktu itu, kata Ardi, tidak menggubris aksi unjuk rasa yang dilakukan oleh pihaknya.

Padahal masyarakat selama ini, sambungnya, terus mempertanyakan alasan kenapa pihak PLN Wilayah Babel kerap mematikan listrik secara bergilir.

“Karena sudah terlalu lama, dari tahun kemarin (pemadaman listrik-pen). Kalau gak salah dari bulan Oktober pemadaman bergilir. Karena itu kami ingin tahu masalahnya, sekaligus bentuk protes kita jika masyarakat juga resah. Usaha tidak maksimal, dan alat-alat elektronik banyak yang rusak. Jadi mau sampai kapan,” pungkasnya saat diwawancara Metro7, (3/2) lalu.