BANGKA BELITUNG, metro7.co.id – Persoalan pendangkalan Alur Muara Jelitik di Kecamatan Sungailiat, Kabupaten Bangka, sampai saat ini terus menuai pro-kontra dan dikeluhkan oleh nelayan yang berlabuh di Pelabuhan Perikan Nusantara (PPN) Sungailiat tersebut.

Sedangkan Induk Koperasi Angkatan Laut (Inkopal) yang telah ditunjuk oleh Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) hingga kini masih mengalami hambatan dalam melaksanakan pengerjaan pengerukan alur muara.

Melihat kondisi tersebut, Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kabupaten Bangka melakukan pertemuan dengan pelaku usaha nelayan, tokoh masyarakat pesisir, perwakilan nelayan yang berdomisili di Lingkungan Nelayan 1 dan Lingkungan Nelayan 2 dan Parit Pekir, LSM KNPIS, LSM Laskar Pesisir serta dihadiri dua orang Penasehat HNSI Bangka dan Danpos AL Sungailiat, Rabu (19/5) malam.

Perwakilan nelayan, Hairulah, menyampaikan keinginan bagi pihak mana pun yang telah ditunjuk oleh pemerintah untuk mengerjakan pengerukan alur muara agar bekerja dengan baik.

“Jika memang seandainya Induk Koperasi Angkatan Laut (Inkopal) sudah memiliki ijin dan menjadi kepanjangan tangan dari pemerintah. Semoga saja bisa bekerja dengan lancar demi kepentingan masyarakat, khususnya nelayan. Kita mendukung besar Inkopal dalam menjembatani para nelayan,” tegasnya.

Dirinya pada kesempatan itu juga memberikan apresiasi kepada Inkopal yang telah bersedia melakukan pengerukan alur muara meskipun saat ini masih mendapatkan hambatan.

“Kami saat ini menyerahkan permasalahan ini dan menaruh harapan besar kepada Ketua HNSI Kabupaten Bangka untuk mencarikan solusi yang terbaik buat nelayan. Kita sebenarnya mendukung bagi siapapun yang akan melakukan pengerukan alur muara ini, yang terpenting alur muara bisa dilewati kapal. Kami inginkan pengerukan alur muara ini bisa dilakukan secepatnya,” harapnya.

Sementara Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kabupaten Bangka, Lukman menuturkan jika pertemuan yang dilakukan bertujuan untuk menyatukan persepsi dan menyerap aspirasi dari para nelayan dan tokoh masyarakat pesisir mengenai penanganan alur muara Air Kantung Jelitik.

“Dari pertemuan ini ternyata permintaan dari para nelayan itu tidak muluk-muluk, yang terpenting alur muara bisa dilewati kapal dan siapa pun yang akan mengerjakan pengerukan mereka siap mendukung. Alhamdulillah. Malam ini dihadiri juga Danpos AL Sungailiat yang langsung mendengar permintaan dari nelayan dan para tokoh masyarakat pesisir,” ujar Lukman.

Menanggapi adanya aksi yang dilakukan di alur muara beberapa hari yang lalu, dirinya katakan bahwa sebenarnya memiliki tujuan sama yaitu menginginkan agar alur muara segera dikeruk demi hajat hidup nelayan.

Dijelaskan juga kepada nelayan alasan kenapa perusahaan yang ditunjuk oleh pemerintah selalu mengalami hambatan ketika ingin melakukan pengerukan alur muara.

“Saat ini pemerintah sebenarnya sudah hadir di tengah-tengah nelayan untuk berikan solusi, tapi dalam perjalanan masih ada hambatan, antara lain perusahaan yang lama terus melakukan gugatan. Ini lah diduga salah satu indikator penyebab lambatnya dikeluarkannya perijinan,” keluh Lukman.

Melihat kondisi saat ini, ia mengajak para pemilik kepentingan untuk duduk bersama menyatukan persepsi demi memperjuangkan nasib nelayan.

Apalagi ada sebanyak 750 perahu nelayan yang bersandar di Pelabuhan Perikanan Nusantara Sungailiat saat ini.

“Jadi saat ini sangat banyak nelayan yang menggantungkan nasibnya di muara tersebut. Saya bersyukur masih diberikan kepercayaan dari nelayan untuk menjadi fasilitator dalam menangani permasalahan ini. Kita berpesan kepada masyarakat khususnya nelayan agar tidak mudah terprovokasi dari pihak manapun untuk melakukan unjuk rasa, karena hingga saat ini pemerintah dan Inkopal tidak pernah berhenti berupaya untuk segera melakukan pengerukan alur muara. Kami juga sudah sampaikan ke Inkopal apabila sudah mengantongi ijin agar melakukan sosialisasi terlebih dahulu agar tidak terjadi kesalahpahaman. Dan kita siap mengawal sampai permasalahan ini selesai,” pungkas Ketua HNSI Bangka itu.