BANGKA BELITUNG, Metro7.co.id – Jajaran pengurus Perguruan Silat Pulau Kelapa Bangka Belitung menggelar rapat koordinasi internal guna membahas program kerja organisasi pada tahun 2022 mendatang.

Kegiatan bertempat di resto ‘Black Jack’, Sungailiat, Kabupaten Bangka, Minggu (26/12/2021).

Rapat dihadiri oleh segenap pengurus perguruan mulai dari tingkat cabang, anak cabang, hingga ranting.

Rapat yang digelar pukul 13.30 hingga 16.00 WIB itu padat dengan serangkaian acara seperti penyampaian laporan acara rapat oleh ketua panitia pelaksana, sambutan pengurus besar perguruan, pelaporan kinerja dari setiap jenjang pengurus perguruan, serta penyusunan dan penyampaian program kerja untuk tahun depan.

Huzarni Rani selaku Dewan Pembina Perguruan dalam sambutannya berharap Perguruan Silat Pulau Kelapa dapat menjadi organisasi silat yang profesional dan modern, supaya mampu mengikuti perkembangan era saat ini.

“Program kerja itu gak usah muluk-muluk. Cukup sesuai kebutuhan dan kemampuan, tapi bisa tercapai,” papar Huzarni di depan pengurus lainnya.

Ia juga menekankan kepada setiap pengurus yang hadir untuk tetap kedepankan sportivitas dan integritas dalam berolahraga.

“Kita harus menjunjung tinggi kejujuran dan kebenaran, serta sportivitas. Karena itu modal utama seorang pendekar silat dalam setiap pertandingan,” lanjut mantan Ketua IPSI Babel itu.

Sedangkan Iskar Rasyidi sebagai Ketua Umum Perguruan Silat Pulau Kelapa Bangka Belitung mengatakan, melalui rapat koordinasi ini dirinya menginginkan jalinan ukhuwah sesama pesilat satu perguruan dapat semakin solid, serta bisa berkontribusi positif bagi daerah dan negara.

“Kami akan mengukuhkan rasa persatuan dan kesatuan. Ibaratnya kita menumpang sebuah perahu yang telah dibentuk oleh para pendiri persilatan Pulau Kelapa. Karena itu, ini tugas dan kewajiban kami sebagai penerus untuk menciptakan rasa aman, damai, dan sejahtera di Bangka Belitung, serta menjaga NKRI ini,” ucap Iskar.

Ditambahkan, cabang perguruan silat pimpinan Iskar itu kini telah terbentuk di 4 kabupaten/kota, dan telah menoreh prestasi di banyak ajang kompetisi silat berbagai jenjang.

Terbaru, pada ajang ‘Pencak Silat Bupati Cup 2021’ yang diselenggara di Kabupaten Bangka bulan lalu, pesilat dari perguruan ini berhasil meraih 2 medali emas dan 1 medali perak.

Budi Firmansyah, pelatih silat utama Perguruan Silat Pulau Kelapa menambahkan bahwa rapat koordinasi hari ini juga untuk menghidupkan kembali kegiatan perguruan yang sempat istirahat karena pandemi Covid-19.

“Rapat koordinasi ini juga untuk merencanakan dan memulai kembali aktivitas cabang-cabang yang vakum, serta membuka cabang baru yang belum ada,” ungkap pria yang pernah dipercaya menjadi pelatih silat mewakili Indonesia di Yaman pada medio 2000 silam.

Budi juga berharap perguruan silat yang telah membesarkan namanya sampai ke Yaman itu bisa menjadi wadah perekat khazanah Melayu Bangka Belitung sebagai bagian dari aset budaya bangsa.

“Harapan kita juga untuk instansi dan institusi terkait bahwa pencak silat ini, apalagi Pulau Kelapa asli dari Pulau Bangka, berharap ada perhatian lebih lah. Tidak memandang pencak silat cuma sebagai olahraga bela diri, tapi yang terpenting sebetulnya adalah pencak silat ini merupakan khazanah budaya bangsa yang mencirikan jati diri bangsa kita itu sendiri,” tegasnya.

Sementara Ayu Mayang Sari, gadis cantik asal Sungailiat yang telah berguru selama sebelas tahun di Perguruan Silat Pulau Kelapa merasa bersyukur bisa bergabung bersama keluarga besar perguruan silat asli Pulau Bangka ini.

Ia yang kini menjabat asisten pelatih silat itu diketahui telah memahat prestasi fantastis di banyak ajang kompetisi pencak silat tingkat lokal maupun nasional.

Tercatat Ayu pernah menjuarai dua kali Porprov Bangka Belitung untuk cabang olahraga pecak silat, yakni Porprov IV pada tahun 2013, dan Porprov V pada tahun 2018.

Ia juga meraih juara 4 nasional untuk tingkat mahasiswa mewakili kampusnya di Sulawesi tahun 2017, hingga sempat pula berlaga di Porwil tahun 2016.

“Sejak SMP Ayu udah gabung di Pulau Kelapa. Alhamdulillah sangat berkesan kekeluargaan yang dibangun di perguruan ini, kak. Apalagi para pelatihnya enggak pelit ilmu, dan kita di sini juga tidak hanya diajarkan silat, tapi juga etika dan adab terhadap orang tua, kak,” tutur Ayu menceritakan.

Ke depan pendekar berusia 25 tahun tersebut menginginkan perguruan silat bersimbol pulau kelapa itu bisa mengadakan latihan gabungan dengan sesama murid dari cabang perguruan lainnya se-Bangka Belitung.

Ayu juga menoreh harapan, agar suatu saat kelak perguruan silatnya itu bisa memiliki padepokan sendiri.

“Terus untuk sanggar, Ayu berharap banget kita nanti ada padepokan Pulau Kelapa sendiri, kak, biar kalau latihan gabungan enggak mikirin tempat lagi,” pungkasnya.