METRO, metro7.co.id – Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Metro menyayangkan mundurnya tiga pejabat di sepanjang tahun 2022, serta mempertanyakan alasan sebenarnya kemunduran tiga pejabat tersebut.

Hal itu disampaikan Ketua Komisi I DPRD Kota Metro, Didik Isnanto. Menurutnya, kemunduran tiga pejabat tersebut menjadi fenomena yang penuh dengan tanda tanya.

“Yang pertama kami menyayangkan, mengapa seorang kepala OPD bisa mundur ditengah jalan dan itu juga dengan waktu yang tidak terlalu lama antara satu dan yang lainnya,” tegasnya, Kamis (5/1).

Selan itu, tentu menjadi catatan DPRD, apakah ini ada intervensi kepala daerah atau ada tekanan lain dari pihak luar. Itu yang akan dipelajari dahulu supaya dapat diketahui.

Didik menduga, terdapat dua hal yang dimungkinkan menjadi faktor utama mundurnya para pejabat di Metro. Mulai dari pola rekrutmen pejabat hingga perlindungan pemangku kebijakan.

“Ada dua kemungkinan kesalahan yang perlu ditelisik, pertama pola rekrutmen pejabat yang mengambaikan dedikasi dan integritas, atau yang kedua pola pembinaan atau pola mengerakkan yang hanya mengejar target angka tanpa memberikan independensi dan perlindungan dalam mengambil kebijakan,” terangnya.

Politisi Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan itu menilai, alasan sejumlah pejabat yang mengundurkan untuk fokus pada karir kedokterannya merupakan hal yang kurang dapat diterima.

“Kalau alasan para pejabat yang mengundurkan diri ini untuk berfokus pada karir, saya fikir itu alasan yang normatif dan bukan suatu alasan yang dapat dipertanggungjawabkan,” bebernya.

Karena menurutnya untuk menjadi seorang pejabat sudah disumpah, dan dalam sumpahnya pejabat itu berjanji mengupayakan kepentingan umum daripada kepentingan pribadi. Sekarang sudah di atas mundur, tentu ini yang menjadi catatan.

Didik Isnanto juga menyarankan agar Pemerintah Kota (Pemkot) Metro dapat melakukan evaluasi terhadap sejumlah persoalan yang berdampak pada mundurnya sejumlah pejabat.

“Munculnya fenomena ini seharusnya menjadi bahan evaluasi pemerintah daerah, mengapa hal ini bisa terjadi. Dan saya rasa kami perlu tahu alasan yang sebenarnya agar dapat kita carikan solusi bersama,” terangnya.

Pertanyaan serupa atas fenomena mundurnya sejumlah pejabat di Metro juga diutarakan Wakil Ketua Komisi I DPRD Kota Metro, Indra Jaya, yang menyarankan agar Pemkot segera melakukan pembenahan terhadap sistem kepegawaian.

“Pemerintah daerah harus segera membenahi sistem kepegawaian yang ada, jangan dibuat kepala OPD itu tidak nyaman dengan tekanan dan kinerja. Kalau target kan memang harus ada, tapi jangan juga pejabat merasa tertekan dan khawatir dalam bekerja,” paparnya.

Politisi Partai Golkar itu juga berharap agar Walikota Metro, Wahdi dapat memperhatikan kinerja aparaturnya. Ia juga berharap agar seluruh pejabat yang baru dilantik tidak ikut mundur ditengah jalan.

“Mudah-mudahan dengan dilantiknya enam Kepala OPD yang baru ini kinerja pemerintah daerah bisa lebih baik lagi dan pejabat yang baru dilantik jangan mundur ditengah jalan,” ujarnya.

Terpisah, sementara itu. Kabar mundurnya seorang pejabat di Kota Metro kembali menjadi buah bibir di kalangan Aparatur Sipil Negara (ASN).

Kali ini, Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sumbersari Bantul, Kecamatan Metro Selatan mengundurkan diri dari jabatannya.

Direktur RSUD Sumbersari Bantul, dr Ade Kurniawan dikabarkan mundur dari jabatannya dan posisinya kini telah digantikan oleh seorang Pelaksana Tugas (Plt) yaitu dr Maya Maharani.

Sekretaris Kota (Sekkot) Metro, Bangkit Haryo Utomo membenarkan kabar tersebut. Ia mengatakan bahwa dr Ade Kurniawan mundur lantaran ingin berfokus pada karir spesialisnya.

“Dokter Ade itu mundur karena ingin mendalami spesialisasinya. Dia lebih baik kepada pelayanan,” ungkapnya.

Bangkit juga membeberkan alasan direktur RSUD Sumbersari Bantul tersebut mundur dari jabatannya agar dapat membuka praktik dokter sendiri.

“Dia buka praktik dan tetap berkarir di rumah sakit. Tapi karena dia kepingin keprofesionalan nya ditunjukkan, makanya dia mengundurkan diri dari direktur,” tutupnya.