Lewat Film ‘Mawang: Jangan Sebut Namanya’, Arbi Leo Angkat Urban Legend Rakyat Bangka
BANGKA BELITUNG, metro7.co.id – Sukses berbisnis di industri tambang dan pariwisata, pengusaha muda asal Bangka Belitung (Babel), Arbi Leo semakin aktif merambah dunia perfilman.
Lewat rumah produksi Bersahaja Entertainment, Arbi Leo mengangkat sosok mistis dalam kisah urban legend masyarakat Bangka, Mawang ke layar lebar.
Film berjudul ‘Mawang: Jangan Sebut Namanya’ yang digawangi oleh Arbi Leo sebagai eksekutif produser itu dapat disaksikan di layar bioskop, sejak 1 Juni 2024 pekan lalu.
Diutarakan Arbi, selain mengangkat kisah mistis asli masyarakat Bangka, pembuatan film horor ini juga melibatkan sineas, termasuk aktris dan aktor berdarah Bangka.
“Hampir seluruhnya melibatkan anak-anak muda asli Bangka, baik pemain maupun tim produksi,” ujar Arbi memberikan keterangannya beberapa waktu lalu.
Film ini sendiri menceritakan empat mahasiswa yang berasal dari luar Babel, yaitu Lingga, Ryan, Riska dan Wulan.
Keempatnya dapat tugas kampus untuk meneliti pohon langka yang hanya tumbuh di sebagian daerah di Indonesia, termasuk Pulau Bangka, yakni pohon pelawan.
Mengawali kisahnya, Lingga dan tiga temannya dihadapi bermacam rintangan dan kejanggalan selama berada di Pulau Bangka.
Kejanggalan pun dimulai ketika sepupu Lingga yang bernama Abbas, telah lebih dahulu sampai di Pulau Bangka, dan meminta Lingga supaya mengurungkan niatnya untuk pergi.
Namun, tanpa memedulikan omongan Abbas, empat sekawan itu tetap nekat bertandang ke Pulau Bangka.
Tiba di Bangka, Lingga dan temannya tinggal di rumah teman orang tua Lingga bernama mang Saud, yang memiliki seorang anak laki-laki bernama Bujang.
Singkat cerita, saat sedang lakukan penelitian di hutan Pelawan dengan ditemani Bujang, mereka tiba-tiba menemukan sebuah kotak kuno yang masih tersegel rapat.
Karena rasa penasaran, Ryan pun melepas segel kotak yang penuh misteri tersebut, dan menjadi awal mula teror mistis yang menghantui mereka berempat.
Mengulas film layar lebar ketiganya itu, Arbi Leo pun meminta dukungan masyarakat, agar karya orisinil sineas asal Babel tersebut sukses dan laris hingga ke tingkat nasional.
“Ayo kita dukung bersama film karya Babel ini. Ke depan kita gali potensi dari sineas yang ada dan memberikan peluang untuk mereka,” lanjut Arbi.
Sementara itu, Aldi Taher yang berperan sebagai Abbas, mengajak publik tanah air menonton film horor bernuansa kedaerahan yang kental nilai budaya dan sejarah Pulau Bangka itu.
“Banyak orang yang masih belum tahu sejarah di Babel. Film ini memperkenalkan sejarah yang jarang diketahui banyak orang,” kata Aldi.