SULA, metro7.co.id – Pembayaran upah kerja buruh bangunan SD Negeri I Falabisahaya Kabupaten Kepulauan Sula (Kepsul) Maluku Utara tidak sesuai perjanjian yang tertera dalam dokumen kontrak maupun dokumen RAB.

Pekerjaan tersebut bernilai sebesar Rp 3.345.997.608,00-. Itu sudah termasuk PPN 10% dengan Nomor Kontrak : HK. 02.03/PPK. PSPPOP-MU/SP-FSK/PKT-03/APBN/2020. Ditetapkan dengan 210 Hari Kalender.

“Dengan nilai pekerjaan sebesar itu kok untuk pembayaran upah kami tidak di bayar. Bahkan herannya lagi kami terlilit utang. Padahal volume pekerjaan kami lebih besar daripada pengambilan kami kepada Bapak Emon selaku Sub Material,” kata Kepala Bas, Edo kepada metro7.co.id, Jumat (23/10/2020).

Diterangkannya, volume kerja mereka lebih banyak daripada pengambilan. Edo mengaku pihaknya mengetahui bahwa pengambilan mereka sangat sedikit sekali.

“Kalau mau dihitung upah kerja kami itu tidak dibayar selama 3 bulan lebih dan kami berusaha itu dibayar hanya sebesar Rp 5 juta,” jelas Edo.

Diketahui, proyek pekerjaan tersebut berjudul Rehabilitasi dan Renovasi Sarana Prasarana Sekolah Maluku Utara 2. Pelaksana Kontraknya, PT Citra Putera La Terang dengan Konsultan Pengawas yakni PT Jaya Teknik Konsultan KSO PT Baruga Beulaeng Indotama. Lokasi, di SD Negeri 1 Falabisahaya Kabupaten Kepulauan Sula Provinsi Maluku Utara.

“Pemilik kontraktor dalam pekerjaan ini adalah Ko Keng dan saya di kontrak itu senilai Rp 250 juta,” kata Edo.

Ditegaskannya, sampai dengan pekerjaan tahap 3 selesai, tiba-tiba dia dan tim dipecat secara sepihak oleh Risal selaku Pengawas dari pihak kontraktor.

Pekerjaan yang sudah masuk dalam tahapan ke 2 ini menjadi perhatian bagi masyarakat setempat untuk buruh pekerja bangunan ini demi iming-iming dengan janji manis sampai selesai pekerjaan dari kontraktor. Edo berkata, pihaknya meminta upah kerja dibayar. “Kami tidak akan pulang ke Ternate kalau upah kerja kami itu belum dibayar,” ucapnya.

“Kami empat orang sudah menganggur di negeri orang dan tidak tahu mau kemana lagi kami mendapatkan uang untuk balik ke Ternate. Harapan kami agar kiranya pemilik kotrak ini yakni Ko Keng dapat hadir di sini. Tapi dari awal pekerjaan mulai sampai sekarang ini wujud Ko Keng pun tak kunjung terlihat,” kata Edo.

Hingga berita ini diturunkan, metro7.co.id belum terhubung dengan pihak kontraktor terkait.