SULA, metro7.co.id – Sekolah Menengah Atas (SMA) Negri Empat Falabisahaya, Mengoli Utata, Kepulauan Sula, Maluku Utara yang dikenal sebagai sekolah Favorit kini hanya kiasan saja.

Kenapa tidak, salah satu oknum guru SMA Negri Empat Falabisahaya di bidang kesiswaan kedapatan mengeluarkan aturan kesewenang – wenangan yang mengintimidasi siswa untuk menjadi buruh tanpa sepengetahuan Kepala Sekolah (Kepsek).

Salah satu siswa SMA Negri Empat Falabisahaya yang enggan menyebut namanya merasa kesal dengan tindakan intimidasi yang dilakukan oknum guru di bidang kesiswaan yakni, Ratna Lariha.

“Saya dan siswa – siswi lainnya merasa tertekan dan dipaksakan untuk membawa kerikil yang dihitung per-alpa. Jadi, kalau alpa sekali akan membawa kerikil sekarung, jika diakumulasi dengan alpa seminggu maka harus membawa kerikil tujuh karung,” kesal dia, Senin (16/1).

“Coba dipikir, apakah wajar kalau kami (siswa dan siswi) dipaksa membawa kerikil. Lantas Dana Bantuan Operasinal Sekolah (BOS) itu dipergunakan untuk apa? apa lagi jarak tempuh dari tempat tinggal saya ke sekolah kurang lebih 15 kilo meter. Bisa – bisa saya meninggal dunia sebelum menyelesaikan pendidikan SMA,” keluhnya.

Tak hanya itu saja, salah satu siswi kelas 3 SMA Negeri Empat berinisial NF mengatakan, oknum guru tersebut juga pernah menekan kepada kami (siswa dan siswi) untuk tidak membawa kerikil di pagi hari.

“Sebab, nanti masyarakat menilai SMA Favorit di Falabisahaya bobrok. Ada apa sebenarnya?. Kami (siswa dan siswi) menduga ada sesuatu yang dimainkan oleh oknum guru tersebut. Ya, bisa saja itu terjadi pada Dana BOS,” tandasnya.

Kepala Cabang Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Kacabdikbud) Provinsi Maluku Utara, di Kepulauan Sula, Syawal Umanahu mengatakan, pihaknya belum mendapatkan laporan terkait yang dilakuka oleh oknum guru Ratna Lariha.

“Saya akan sampaikan hal demikian atas apa yang dilakukan Ratna Lariha terkait Intimidasi dan mengeluarkan aturan secara kesewenang – wenangan serta secara tidak langsung siswa dan siswi juga ikut dipaksa untuk menjadi buruh,” tandasnya.

Ia bilang, hadirnya siswa dan siswi di sekolah untuk menimbah ilmu, bukan menjdai pekerja bangunan.

“Guru tempatnya mendidik untuk melahirkan generasi bangsa yang cerdas, lantas kenapa oknum guru tersebut malah melakukan hal-hal yang tidak terdidik. Pada prinsipnya, kasus ini akan di usut sampai tuntas biar perlu kami akan memberikan sanksi keras terhadap Guru tersebut,” tutupnya.