SULA, metro7.co.id – Kantor Perusahan Daerah Air Minum (PDAM) yang berlokasi di Kecamatan Utara, Kabupaten Kepulauan Sula, tak Berfungsi, alhasil, kantor yang sudah beberapa tahun dibangun itu terkesan terbengkalai.

Tak hanya itu, persoalan pelayanan para pelanggan air pun tersendak, akibat Kantor PDAM yang sejauh ini diduga telah tertutup tanpa pelayanan yang maksimal.

Terkait hal itu, salah seorang warga Desa Falabisahaya (Pelanggan Air Bersih), yang enggan menyebut namanya, keluhkan terkait ke-apatisan pihak PDAM yang enggan mendengarkan beberapa persoalan para pelanggan air bersih.

“Tiap bulan paling cepat kami di tagih, kami dengan nilai 20.000 sampai 50.000, tapi kalau ada kerusakan yang kami ajukan di mereka tapi mereka tidak pernah mau dengar kami punya keluhan,” ungkap Seorang Warga Desa Falabisahaya, pada Pewarta, Rabu (12/8/2020).

Selain itu, dirinya mengakui, proses pelayanan di Kantor tersebut terlihat vakum akibat ketidak-aktifan selama beberapa tahun belakangan ini. Namun yang menjadi miris, persoalan penagihan pembayaran Air bersih dilakukan secara maksimal di setiap pelanggan.

“Makhluk hidup di dunia ini butuh air, tapi Air yang mengalir di Kecamatan ini satu minggu mengalir dan tiga harinya mati atau tidak mengalir dan herannya lagi kantornya untuk pembayaran iuran perbulan tidak ada malah kami di tagih,” keluhnya.

Sebagai masyarakat, dirinya berharap agar Pemerintah Daerah Kabupaten Kepulauan Sula, dalam hal ini pihak PDAM segera memaksimalkan keluhan warga setempat.

“Kami berharap agar pemerintah Kabupaten Kepulauan Sula bisa melihat keresahan dan keluhan kami sebagai masyarakat,” harapnya.

Menanggapi hal tersebut, Direktur Perusahan Daerah Air Minum (PDAM), Kabupaten Kepulauan Sula, H. Djuwadi, sesuai yang dilasir Sidikkasus.com, pada (11/8), bahwa, ketidakstabilan PDAM di Kecamatan Mangoli Utara disebabkan sumber air baku yang belum layak.

“Sedangkan Perusahan Daerah Air Minum (PDAM – red) di Desa Falabisahaya belum kami terima dan belum layak operasi karena terkendala sarana dan prasarana utamanya sumber air baku yang belum layak,” jelas, H. Djuwadi. *