TALIABU, metro7.co.id – Warga Desa Pohea kembali merasa resah. Itu disebabkan kontruksi bangunan Masjid An-Nur di Desa Pohea, dinilai amburadul.

Hal ini menimbulkan kekhawatiran warga setempat, seketika melaksanakan ibadah (sholat) di Masjid An-Nur, dengan bangunan yang dinilai semberaut.

“Hal seperti ini pasti memunculkan rasa ketakutan akan konstruksi bangunan yang tidak kuat sehingga sewaktu-waktu bisa roboh,” ungkao Syukur Fatmona pada Wartawan, Jum’at (6/11/2020).

Dalam penelusuran media ini, pembangunan Masjid An-Nur ini, dibangun pada tahun 2015 oleh Pemerintah Kabupaten Kepulauan Sula. Namun hingga sekarang, rumah ibadah itu lebih kokoh dari sebelumnya dari bagunan kecil, telah diganti dengan bangunan semi permanen namun yang lebih besar dari sebelumnya.

Memang terlihat dari luar bangunan nampak kokoh. Padahal bangunan yang diperkirakan telah menelan anggaran sebesar Rp4 Miliar lebih, seharusnya sudah bisa dinikmati warga malah menuai polemik

Dibawah kepemimpinan Bupati Hendrata Teis dan Wakil Bupati, Zulfahri Abdula Duwila, mulai mengodok pengerjaan pembangunan Masjid tersebut di tahun 2015 hingga terhenti di 2019.

Kini di tahun 2020 proyek pembangunan dihentikan. Masjid An-Nur, mengalami permasalahan seperti yang diresahkan warga, sebab bergetarnya di lantai dua, sehingga mencuat polemik terhadap pembangunan Masjid.

Seharusnya Bupati Hendrata meneruskan Niat Bupati Sebelumnya AHM.

Pemerintah harus belajar pada niat orang-orang tua tempo dulu. Jika mengenang rumah ibadah, Masjid An-Nur yang telah berdiri semenjak tahun 1957.

Dikala itu, warga Desa Pohea berbondong-bondong membangun masjid, meski bermodal seadanya, masjid berhasil didirikan dan Mesjid dapat digunakan warga

Dalam perjalannya, karena semakin pesatnya pertumbuhan manusia, maka pada tahun 2015, masyarakat desa pohea kembali membentuk panitia mesjid An-Nur Desa Pohea yang di ketuai oleh Abdi umagap untuk mendirikan mesjid yang lebih besar dari sebelumnya.

Dikala itu, batu pertama yang diletakan oleh Bupati Ahmad Hidayat Mus dan Wakil Bupati Safi Pauwah Pauwah saat menjabat membawa harapan di hati masyarkat Desa Pohea.

Harapan itu tergambar pada masyarakat setempat. Syukur Fatmona, yang mengatasnamakan pejuang kebenaran mesjid An-Nur Desa Pohea.

Berdiri paling depan untuk memperjuangkan nasib Masjid. Dirinya meminta kepada penegak hukum untuk dapat mengungkap siapa penyebab perkara ini agar di hukum seberat-berat nya.

“Kehawatiran masyarakat desa pohea persoalan in harus di selesaikan sehingga ketika mesjid ini digunakan untuk beribadah tidak lagi takut lantai dua roboh dan menindis jamaah yang melakukan ibadah,” cetus Syukur

Sambung dirinya, jika tidak diperjuangkan, maka Masjid An-Nur akan tinggal kenangan.

“Masyarakat harus perjuangkan, jika tidak kita hanya akan dibayangi dengan cerita kesedihan,” ujarnya.