Musnahnya Premium di Sula, Disperindagkop Siap Menyurati BPH Migas
SULA, metro7.co.id – Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Premium (Bensin) yang kini secara perlahan dimusnahkan oleh BPH Migas dengan program Langit Biru, kini berdampak buruk bagi nelayan dan masyarakat secara kolektif pada umumnya di Kabupaten Kepulauan Sula, Provinsi Maluku Utara, Selanjutnya Disperindagkop akan menyurati BPH Migas dan tembusannya ke Pertamina. Kamis (25/11/21).
Olehnya itu, Plt. Kepala Dinas Perindustrian, Perdagaangan dan Koperasi (Disperindagkop) Djena Tidore pada Media ini bahwa, kenaikan premi di semua desa bahkan, musnahnya Premium ini berpengaruh pada kontes masyarakat yang kian bertambah.
Dengan program Langit Biru ini, tentunya akan berpengaruh pada masyarakan nelayan. Pasalnya, BBM jenis Premium ini (Bensin) adalah Minyak Subsidi sedangkan BBM jenis Pertalite dan Pertamax adalah Non Subsidi. Serta pihak Disperindagkop juga mengharapkan agar Stok BBM jenis Pertalite di tambahkan agar tidak terjadi kelangkaan dan kehabisan Stok.
“Pertalite ini seolah – akan di kurangi, kita lihat di SPBU pada hari senin sampai hari Jum’at diketahui bahwa pelayananya hanya jenis BBM Pertalite sedangkat di hari sabtu dan minggu itu pada pelayananya di fokuskan penjualan Pertamax saja dan itu sangat berpengaruh,” ucap Djena Tidore selaku Plt. Kadis Perindagkop Kabupaten Kepulauan Sula.
Dengan Berkurangnya premium, Masyarakat Nelayan di Sula ini tidak ada pilihan lain selain membeli BBM jenis Pertalite serta Pertamax, dan itu sangat berpengaruh. Apa lagi di hari sabtu dan minggu ini SPBU hanya menjual Pertamax. Itu pun juga berpengaruh terhadap angkutan.
“Kami sudah mengantisipasi itu dan beberapa hari kemarin saya memberikan suratnya di Bupati Sula agar di tandatangani untuk kita menyurati ke BPH Migas dan tembusanya ke Pertamina karena di Sula ini setelah kita uji coba ternya tidak bisa karena kita di Sula ini masuk dalam wilayah 3T, ” keluhnya.
Program Langit Biru yang dijalankan ini berdampak pada kurangnya Kuota Premium bahkan pada Pertalite juga, jika Premium kurangi harusnya pihak pertamina menambahka Kuota Pertalite sehingga dapat mengurangi kekurangan Kuota Premium sehingga tidak menggunakan jadwal di hari senin sampai jum’at Pertalite dan sabtu – minggu jualnya hanya pertamax.
“Ini sudah jelas berdampak pada masyarakat kecil terutama berdampak pada Masyarakat Nelayan dan Angkutan Umum dan ini juga masalah yang berdampak pada masyarakat kecil,” ujarnya.