Massa Aliansi Masyarakat Pemuda Peduli Marancar Unjuk Rasa ke PLTA Simarboru
TAPANULI SELATAN, metro7.co.id – Puluhan massa yang mengatasnamakan Aliansi Masyarakat Pemuda Peduli Marancar melakukan aksi unjuk Ke Pembangkit Listrik Tenaga Air(PLTA) Simarboru pada rabu (27/7) pagi digerbang pintu masuk PLTA Simarboru Kecamatan Marancar, Kabupaten Tapanuli Selatan.
Dalam orasi yang dipimpin Anwar Pakpahan merupakan Pemuda Marancar menyampaikan bahwa ada beberapa tuntutan yang mereka sampaikan terkait keberadaan PLTA dilingkungan mereka, terutama dalam meningkatkan kesejahteraan serta mengurangi angka pengurangan.
Kehadiran investor atau perusahaan seharusnya membawa kesejahteraan bagi masyarakat terutama penduduk sekitar PLTA ini, termasuk masalah dunia pekerjaan, harusnya bisa memperdayakan penduduk sekitar untuk meningkatkan kesejahteraanya sembari mengurangi angka pengangguran.
“Maka dengan ini kami dari Aliansi Masyarakat Pemuda Peduli Marancar menyatakan sikap sebagai berikut: Meminta kepada seluruh perusahaan yang mengelola/ yang beroperasi di PLTA BatangToru agar transparan dan terbuka melakukan rekruitmen tenaga kerja, dengan memberikan informasi terbuka seperti pemberitahuan ataupun menempel brosur di warung warung.
Meminta perusahaan yang beroperasi di PLTA Batang Toru agaar mengutamakan dan mengupayakan Tenaga kerja lokal. Menghapus paraktek yang diduga ada pungutan liar terkait rekruitmen tenaga kerja. Meminta kepada perusahaan yang beroperasi di PLTA agar mendirikan kantor yang jelas di Marancar untuk mempermudah akses informasi dan memudahkan para calon tenaga kerja mengotrakan lamarannya.
Masih lanjutnya, meminta PT. Sinar Angle Emas (SAE) group dan PT Sinohydro menunjukkan Pejabat Humasnya yang jelas. Meminta Perusahaan yang beroperasi di PLTA Batngtoru memberikan hak kepada pekerja seperti slip gaji, seftyfirst dan lain lain. Meminta Perusahaan yang beroperasi di PLTA Batang Toru agar memberikan fasilitas Bus kepada karyawan. Meminta Perusahaan yang beroperasi di PLTA batang Toru untuk membangun rumah ibadah ditempat tertentu. Meminta Perusahaan yang beroperasi di PLTA batang Toru agar menghormati Budaya dan kearifan lokal serta berkomunikasi yang baik kepada para tokoh Adat, Agama, Masyarakat serta Pemuda setempat.
“Perlu kami tegaskan bahwa Aksi damai ini adalah murni atas aspirasi dari golongan masyarakat dan Pemuda tanpa ada unsur politik atau kepentingan pribadi dan tidak ada tungangan dari pihak siapapun,” tegas Anwar Pakpahan.
Usai menyampaikan orasi tuntutanya, Kapolsek Batang Toru, AKP Tona Simanjuntak memediasi antara pihak pengunjuk rasa dan pihak perusahaan yang beroperasi di PLTA tersebut untuk duduk bersama berdialog dengan pihak pengunjuk rasa. Dalam dialog tersebut Aliansi meminta nota kesepakatan atas tuntutan mereka.
Menanggapi tuntutan aliansi tersebut, Sahrul yang diketahui sebagai Manager Teritorial dan Security (Tersec) yang juga Owner Perusahaan mengatakan, untuk mengambil keputusan dan nota kesepakatan ini tidak bisa putuskan karena ini juga akan buat laporan ke atasan.
Kemudian pihak kapolsek juga akan buat laporan kepada kapolres, begitu camat juga akan membuat laporan kepada pihak kabupaten untuk mencari jawaban dengan waktu yang tidak bisa ditentukan. “Untuk itu kami harap agar kita sabar menunggu dari pimpinan kita,” kata Sahrul.
Mendengar jawaban itu, Selaku kordinator aksi Anwar Pakpahan mengaku kecewa karena tidak adanya kepastian waktu yang harus ditunggu. “Kami harap agar secepat mungkin dan tidak Menunggu lama, serta kami juga berharap jangan sampai di nina Bobokan dengan alasan menunggu tanpa adanya kepastian waktu,” ucapnya.
Diakhir dialog, Kapolsek Batang Toru, AKP Tona Simanjuntak menghimbau kepada masa pengunjuk rasa agar tetap kondusif dan saling menjaga ketertiban menunggu jawaban atas tuntutannya. Kemudian massa membubarkan diri dengan kondusif. *