Masyarakat Sebagai Pengguna Jalan Masih Belum Puas “Patching” Labuhanbatu
LABUHANBATU, metro7.co.id – Masyarakat sebagai pengguna jalan masih belum merasa puas dengan kegiatan pemeliharaan jalan, disebut juga penambalan (Patching-Red) untuk memperbaiki kerusakan pada badan jalan Kabupaten milik Pemerintah Labuhanbatu di seputaran kota Rantau Prapat, Kabupaten Labuhanbatu, Sumatera Utara. Rabu,(28/12/2022).
Pasalnya, terdapat tiga alasan ketidakpuasan masyarakat bagi pengguna jalan yaitu, disebabkan jarak jalan diperbaiki yang terlalu pendek hitungan meter, dibandingkan dengan jumlah jalan yang berlobang/rusak untuk diperbaiki oleh pemerintah kabupaten Labuhanbatu.
Kemudian, ketinggian aspal yang ditambal terlihat tumpang tindih dari aspal lama ke aspal baru sehingga rawan menimbulkan bahaya bagi para pengendara pengguna jalan.
Ditambah lagi, jalan yang baru diperbaiki diaspal tak dapat bertahan lama, karena digenangi air, akibat dari saluran drainase yang kurang berfungsi, dimana air tertampung hingga mengering di atas permukaan jalan mengakibatkan kerusakan jalan kabupaten Labuhanbatu tersebut.
Ridho,(27), merupakan warga Kecamatan Rantau Selatan sebagai pengguna jalan mengatakan, kalau kita lihat dan perhatikan, dimulai dari jalan Dewi Sartika Ujung beberapa meter dari kantor Camat Rantau Selatan, hingga jalan perumnas urung kompas masih terdapat jalan yang berlobang.
Namun terlihat juga proyek pemeliharaan pengaspalan jalan yang diperbaiki penambalan hanya berjarak sepanjang antara 7 meter dan 20 meter saja yang dibagusi, inilah yang membuat masyarakat bagi pengguna jalan masih belum puas dengan perbaikan jalan tersebut.
“Ia, saya melihat dan memperhatikan antara jalan berlubang dan perbaikan jalan masih belum terlihat seimbang yang signifikan untuk memuaskan masyarakat bagi pengguna jalan,” ujarnya.
Warga Kecamatan Rantau Selatan Yani,(37), ibu penjual sayur mayur menuturkan, saat mengendarai sepeda motornya belum lama ini, dia hampir terjatuh karena volume ketinggian tambal pengaspalan jalan yang bertumpang tindih dengan selisih ketinggian karena ketidak rataan antara jalan yang baru diperbaiki dengan jalan lama saat di genangan air ketika jalan diguyur hujan.
“Saya, kemarin hampir terjatuh dari sepeda motor karena jalan yang lama dan jalan yang baru diperbaiki tingginya tak sama ketika itu hujan, jalan di genangi air tak terlihat lah, rawan bahaya juga jalan seperti itu,” tandasnya.
Suparman(47) warga Padang Pasir menyampaikan, meskipun jalan diperbaiki kalau drainase dekat baju jalan tak berfungsi sudah pasti jalan yang diperbaiki tak bertahan lama, mengapa karena air tak mengalir hanya tertampung dipermukaan jalan akibatnya aspal akan kembali terkikis oleh air kembali jalan berlobang dan rusak.
“Kita tak cerita siapa kontraktor yang kerja, atau dinas mana, berapa anggaran, mutu atau kualitas aspal tapi kalau drainase kurang berfungsi air tetap tertampung dipermukaan jalan, sudah pasti jalan kembali tetap rusak, ini harus diperhatikan,” tegasnya.
Sementara itu, Mantan Kontraktor Muhammad Nanang Azhari, (49) menjelaskan, kegiatan pemeliharaan jalan ini, disebutkan juga berupa penambalan (patching) untuk memperbaiki kerusakan pada badan jalan dan lapisan pengkerasan jalan merupakan kegiatan pekerjaan pada bidang bina marga dinas PUPR Pemkab Labuhanbatu.
Sedangkan dalam melakukan kegiatan patching tentu harus melalui proses diantaranya, kegiatan LPA (Lapis pondasi atas) yaitu lapisan struktur pondasi yang berhubungan langsung dengan aspal karena tepat di bawah aspal.
Setelah itu, ada namanya juga istilah Mc 0 ( Mutual check 0) disebut sebagai mutual check 0% digunakan sebagai data awal kontraktor yang diambil secara teknis di lapangan dengan pengawasan dari pihak pemberi tugas, untuk mengambil data ukur dan gambar yang akan digunakan sebagai dasar bagi pelaksanaan kontraktor pada pekerjaan patching.
Kemudian juga ada istilah cross drain adalah saluran drainase pada Jalan yang terletak tegak lurus atau memotong badan jalan. Sesuai fungsi cross drain ini biasanya untuk mengalirkan aliran air dari sisi sebelah kanan Jalan ke sisi sebelah kiri atau sebaliknya.
Selain itu, juga ada namanya istilah lagi yaitu, mobilisasi, pembersih lapangan, sub base course, base course, demobilisasi, Prime coat (lapisan resep pengikat), aspal hot mix sebagai perkerasan jalan fleksibel menggunakan finishing campuran aspal pada kegiatan penambalan jalan tersebut.
“Iya, itulah proses dan istilah-istilah di proyek pengaspalan pada penambalan jalan. Yang menjadi pertanyaan mungkin proses ini semuanya dilakukan bagi pekerja/kontraktor tapi apakah ini, memuaskan bagi pengguna jalan hasil dari kerjanya tentu tanda tanya yang jelas pemerintah kabupaten akan tetap menjadi perhatian dari masyarakat bagi pengguna jalan atas kinerjanya,” tutupnya.