LOMBOK TIMUR, metro7.co.id – Banyak usaha rumahan yang mampu menyerap tenaga kerja.Tetapi, harus pula didukung dengan adanya modal yang besar.

Seperti yang dirasakan Humaidi, 45 tahun asal Tanah Lumpur, Desa Rumbuk Kecamatan Sakra, Lombok Timur yang mempunyai usaha. Usaha yang digeluti yaitu industri rumahan khusus membuat produk dari berbahan kulit hewan. Dan saat ini ingin mengembangkan usahanya, tetapi terkendala dengan modal.

“Ingin kita kembangkan usaha ini agar lebih besar lagi, tetapi kita butuh dengan modal, saat ini modal kita sedikit,” ucap Humaidi kepada Metro 7.co.id, Selasa (4/8).

Usaha yang digelutinya ini, sebutnya sudah puluhan tahun dikerjakan yaitu membuat produk yang bahannya dari kulit hewan asli. Kulit tersebut katanya dipesan dari Bali.

“Semua produk baik berupa tas, dompet, ikat pinggang, ada juga jaket, bingkai poto, dan gelang. Semuanya itu berbahan dari kulit asli,” jelasnya.

Mengenai bahan kulit yang dipakai, terangnya, itu dari kulit hewan, seperti kulit sapi, lembu, kambing, dan dari kulit ular. Tetapi yang banyak diminati oleh pelanggan, dan sudah banyak yang memesan, sebutnya yang dari kulit lembu, sapi, kambing, baik untuk dijadikan tas, dompet dan untuk bungkus hp,” ungkap Humaidi.

Lebih lanjut kata bapak dengan dua orang anak ini, untuk masalah pemasaran produknya, saat ini masih menggunakan online dan dari mulut kemulut. Dan itu dirasa sangat efektif dan tidak menyita waktu yang banyak. Cukup di post disosmed dan tinggal menunggu hp berdering. Harga yang dibadrol juga lebih sesuai dengan kualitas barangnya.

“Kita pakai online, karena kita lihat perkembangan jaman serba digital dan menurutnya banyak orang yang menggunakan sosmed. Tinggal kita post produk kita dan yang terpenting juga kualitasnya kita jaga, sehingga harganya juga sesuai dengan barangnya,” pungkasnya.

Disamping membuat produk tas, dompet, ada ikat pinggang, disini juga menerima jasa servis dan itu juga sudah banyak yang datang kesini.

“Kita terima jasa servis, tetapi kebanyakan mereka servis tas, ada juga servis jaket,” ungkapnya.

Masih kata ayah tiga anak ini, mengenai harga produk yang ditawarkan sangat murah dan itu tergantung banyak bahan yang digunakan serta kualitasnya. Seperti tas selempangan dibandrol dengan harga Rp. 450 ribu dan dompet dibandrol dengan harga Rp.135-200 ribu.

“Harga yang kita kasi sesuai tergantung dengan banyak bahan yang digunakan dan kualitas serta modelnya. Dan sampai saat ini pelanggan kita merasa puas dan bahkan memesan lagi,” jelasnya.

Hasil dari usahanya ini, sebutnya bisa menghasilkan keuntungan sekitar Rp 5 juta perbulan. Dan ingin mengembangkan usahanya, tetapi kendala saat ini adalah permodalan.

“Ingin kita kembangkan untuk lebih besar lagi, tetapi butuh modal yang lebih besar lagi, sehingga hasil – hasil produk bisa kita stok lebih banyak,” tandasnya.

Terpisah, Kepala Desa Rumbuk, Suhirman mengatakan mendukung penuh adanya industry rumahan yang ada di desa ini dan mengenai keluhan itu nanti kita fasilitasi baik modal atau peralatan kerja.

“Kita support dan nanti kita memberikan modal usaha,” tutupnya. ***