Gelorakan “Ten Free” Komitmen Paket MISI Membangun Mabar
MANGGARAI BARAT, metro7.co.id – “Saya tidak mau, pemerintahan saya ke depan ada di bawah tekanan oleh siapapun. Karena tugas Bupati adalah memberikan perlindungan kepada seluruh resource dan sumber daya manusia. Ini menjadi komitmen kita bersama”, drh.Maria Geong.
Di hadapan ribuan massa yang memadati Lapangan Wae Sambi, Jumat (4/9/2020) saat deklarasi paket MISI, Bakal pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Manggarai Barat, Maria Geong dan Silverius Sukur (Paket MISI) menggelorakan komitmennya yang telah dituangkan dalam visi ; “Mewujudkan Kabupaten Manggarai Barat Aman, Mandiri Sejahtera dengan membangun Desa menata Kota”.
Maria Geong menegaskan prasyarat mutlak untuk pariwisata adalah aman. Tidak aman maka semua orang akan lari dari Labuan Bajo. Paket incumbent ini memiliki komitmen membangun Mabar lima tahun ke depan.
“Ini bukan janji. Komitmen adalah janji padi diri sendiri. Kami memiliki komitmen “Ten Free (10 Bebas),” kata Maria Geong memukau pendukungnya.
Wakil Bupati Mabar itu kemudian menguraikan “ten free” sebagai komitmen paket MISI memimpin Mabar lima tahun ke depan.
Satu, Bebas dari Kemiskinan. Kita tahu bahwa mayoritas masyarakat kita hidup di desa. Mereka adalah petani. Hampir 50.000 masyarakat di bawah garis kemiskinan dengan pendapatan di bawah Rp 300.000. Dan kita adalah deretan kedelapan di NTT sedang berada di garis kemiskinan.
Karena itu MISI akan memperjuangan masyarakat bebas dari kemiskinan. Tidak mungkin orang susah akan menangani pariwisata super premium, Pariwisata internasional. Mabar, Labuan Bajo adalah etalase Indonesia di mata internasional. Dan karena itulah kami berjuang untuk membangun desa menata kota.
Dua, Bebas dari Kebodohan. Kebodohan dakam pengertian pengetahuan dan keterampilan. Oleh karena itu, kami memiliki komitmen untuk meningkatkan kualitas guru-guru dalam hal penghasilan. Ini harus menjadi komitmen kami. Kami tentu sangat berharap banyak kepada bapa/ibu untuk mengontrol apa yang menjadi visi kami ini.
Tiga, Bebas dari Penyakit-penyakit infeksius. Kita di Mabar ini punya penyakit berbasis lingkungan seperti malaria, demam berdarah, rabies. Dan ini sangat ditakuti oleh dunia pariwisata dan mengancam perjalanan pariwisata internasional
Empat, Bebas dari Sampah dan Perkumuhan. Di mana-mana, khususnya Labuan Bajo, kita dicela karena sampah. Dan ini harus menjadi komitmen kita bersama agar sampah tidak lagi menjadi isu yang didengungkan.
Lima, Benas dari Kesendirian. Free from be alonelyness. Saya selama empat setengah tahun jalan keliling Mabar. Masih banyak saudara-saudari kita yang dipasung. Masih banyak janda dan duda yang belum mendapat pengakuan pemerintah. Masih banyak anak anak terlantar, orang-orang sakit yang harus menjadi tanggungjawab pemerintah.
Enam, Bebas dari Kekerasan.
Kami ingin membuat komitmen dengan ibu-ibu. Bahwa tidak ada lagi kekerasan terhadap perempuan dan anak. Ini menjadi tanggung jawab kita bersama.
Save the woman. Save the nation. Save the children. Save the future of the nation. Dan ini harus jadi komitmen kita karena anak-anak kita adalah masa depan bangsa dan negara.
Tujuh, Bebas dari Praktik-Praktik Premanisme dan Rentenir. Saya tahu banyak, ibu ibu selalu menceritakan kepada saya tentang kesulitan perekonomian perempuan. Ibu ibu tercekam dengan persoalan utang. Ini harus menjadi komitmen kita bersama.
Delapan, Bebas dari Tekanan. Every one have to be free from being under presure. Mulai dari pemerintahan. Kalau pemerintahan kita dipimpin oleh lebih dari satu orang, maka pemerintahan menjadi sakit. Dan yang terjadi adalah kelalaian dalam pelayanan. Dan ini sulit mewujudkan good governance.
Karena itu bapa/ibu saya berpesan, banyak orang mengatakan kepada saya bahwa ibu Maria Geong anti kontraktor. Tidak. Saya katakan, saya tidak pernah anti kontraktor. Tapi yang saya mau, semua orang harus bekerja menurut aturan. Tidak ada perbedaan. Tidak ada pengecualian.
Dan saya tidak mau pemerintahan saya ke depan ada di bawah tekanan oleh siapapun. Karena tugas Bupati adalah memberikan perlindungan kepada seluruh resource dan sumber daya manusia. Ini menjadi komitmen kita bersama.
Kalau pemerintahan sakit, pasti mereka tidak akan memberikan pelayanan maksimal kepada masyarakat. Dan tidak mungkin memperjuangkan amanat penderitaan rakyat seperti yang dicita-citakan.
Sembilan, Bebas dari Kealpaan Dokumen. Bapa/ibu, saya janji tidak ada lagi orang yang tidak memiliki Kartu Keluarga sehingga dia tidak memiliki jaminan-jaminan sosial yang pantas dia terima.
Semua orang dipastikan harus memiliki KTP dan dokumen Akte Kelahiran serta BPJS. Tidak mungkin orang-orang miskin bisa masuk rumah sakit tanpa Kartu BPJS. Warga harus dilindungi dan diberikan jaminan kesehatan oleh Pemerintah kepada masyarakat.
Termasuk perlindungan tanah-tanah adat, land protection, people protection. Data harus lengkap. Kami menjanjikan kepada bapa ibu sekalian, bahwa Kita harus memiliki database kepemilikan hak atas tanah. Sehingga tidak ada lagi orang yang menjadi korban baik secara adat maupun secara partikelir.
Sepuluh, Bebas dari Isolasi. Saya tahu masih ada Desa yang belum dijangkaui infrastruktur jalan. Ada Kampung yang masih gelap. Ada Desa yang belum memiliki air sama sekali.
Saya yakin ibu-ibu tidak lagi menderita karena air. Kalau bagi bapa bapa, air bukan masalah. Hanya perempuan yang berpikir soal air. Karena perempuan tanpa air, dia tidak akan hidup tenang.
Kalau bapa-bapa mungkin hanya butuh air sekadar untuk minum kopi. Tetapi ibu-ibu tidak bisa hidup tanpa air. Banyak ibu yang menangis kepada saya karena tidak memiliki air bersih. Perempuan harus hidup dengan sanitasi yang bersih. Ini adalah komitmen paket MISI.
Menutup orasinya, Maria Geong mengutip Bung Karno. “Jika kita memiliki kemauan yang kuat, seluruh alam semesta akan bahu membahu mewujudkan kemauan kita,” MISI akan berusaha mewujudkan komitmen ini.
Visi kedua, Mabar Mandiri. Kita memiliki SDA dan SDM yang berkualitas. Oleh karena itu kita harus mampu memanfaatkan sumber daya ini.
Di Desa, mari kita manfaatkan. Petani, nelayan, peternak. Saya punya program untuk membangun kesejahteraan masyarakat, ATM (Ayam Tabungan Masyarakat) harus diperjuangan. Karena dengan demikian, ibu-ibu bisa memiliki bank account /rekening bank. Setiap orang harus pasti bahwa mereka memiliki rekening bank. Saya pikir ini menjadi sangat penting. Kalau kita tidak mempunyai rekening bank bagaimana mungkin kita merasa nyaman dalam hidup kita.
Kedua kita juga harus memiliki jaminan-jaminan sosial jaminan kesehatan. Pendidikan yang berkualitas. Setiap orang menjadi mandiri secara ekonomi dan mandiri secara sosial. Kita mampu berdiri di atas kaki sendiri.
“Inilah menjadi komitmen kami. Mudah-mudahan atas restu dari Tuhan Yang MahaKuasa dan seijin kita semua yang hadir, kami bisa melangkah dengan pasti melewati proses Pilkada 9 Desember 2020 nanti. Dan bapa/ibu bersama MISI,” pinta Maria Geong. *