KUPANG, metro7.co.id – Komisariat Daerah (Komda) Pemuda Katolik NTT menilai, terorisme tak boleh diabaikan.

Hal itu disampaikan Ketua Komda Pemuda Katolik NTT, Agustinus Payong Boli, Kamis (1/4/2021). Menurutnya, jaringan teroris di Bima, NTB, dapat dengan mudah memasuki NTT melalui jalur seperti Labuan Bajo atau pelabuhan-pelabuhan lainnya.

“Para teroris ingin menyebarkan ancaman kekacauan dan pembunuhan secara masif di Indonesia dan target mereka di markas-markas kepolisian. Ada kemungkinan di wilayah-wilayah yang selama ini dianggap zona nyaman oleh kita,” ujarnya.

Ia pun meminta, Polda NTT, TNI dan BIN agar melakukan konsentrasi penuh di pelabuhan-pelabuhan laut untuk mendeteksi peluang masuknya teroris dan juga menjaga ketat pusat-pusat ibadah pada perayaan paskah tahun ini.

Agustinus juga mengingatkan masyarakat untuk tidak lengah dan merasa aman sebagai mayoritas. Menurutnya, terorisme tidak mengenal mayoritas atau pun minoritas. “Justru mereka bergerak secara terstruktur, masif dan semangat solidernya antara mereka sangat tinggi,” imbuhnya.

Dia juga mengimbau pemimpin agama untuk bersama memantau secara cermat, sampai dengan keluarga, apakah ada orang asing yang mencurigakan dan menunjukkan sikap intoleran terhadap unsur SARA.

“Maka jangan memberi ruang kepada mereka yang bersangkutan untuk tinggal di lingkungan kita masing-masing dan secepatnya melaporkan ke pihak berwajib untuk mengambil langkah tegas terhadap yang bersangkutan,” papar Agustinus.

Wakil Bupati Flores Timur ini juga meminta kepada Polda NTT, khususnya divisi cyber crime, untuk selalu memantau tulisan dan narasi yang sifatnya intoleran dan cenderung radikal di media sosial.

“Harapannya, NTT aman dan damai. Sehingga, masyarakat tenang bekerja melakukan aktivitas tanpa ada gelisah untuk melawan kebodohan dan kemiskinan dengan semangat toleransi tinggi,” ujarnya.

Selain itu, ia juga mengingatkan agar para pemuka agama untuk memanfaatkan mimbar di tempat ibadah untuk memperkuat basis toleransi serta persaudaraan. Khusus untuk Pemuda Katolik NTT, ia mengatakan, akan menjadi garda terdepan dalam merawat kebhinekaan pancasila dalam cinta toleransi antar umat beragama di NTT.

“Marilah kita merebut kemakmuran dan kesejahteraan supaya dapat keluar dari zona kebodohan dan kemiskinan tanpa kegaduhan SARA,” pungkasnya.[]