MANGGARAI BARAT, metro7.co.id – Kepala Desa Liang Sola, Adrianus Harsi melaporkan, sebanyak 4 ekor babi milik warga peternak di desanya mati terkapar akibat wabah bakteri yang meresahkan peternak babi di berbagai kampung dan desa di Kabupaten Manggarai Barat, Flores, Nusa Tenggara Timur.

Pemerintah Desa Liang Sola bersama tim bereaksi cepat menangkal penularan wabah agar tidak meluas. Langkah cepat itu menggelar aksi sosialisasi keliling di setiap RT se-Desa Liang Sola, Kecamatan Lembor, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, Kamis (12/11/2020).

“Saya bersama tim mengambil langkah tanggap untuk sesegera mungkin melakukan sosialisasi kesadaran kolektif kolegial di lingkungan Desa Liang Sola terhadap wabah ini”, ungkapnya.

Menurut Kades Adrianus Harsi, keresahan para peternak babi akibat terpapar wabah ini butuh kerjasama dan sama sama bekerja.untuk memutus mata rantai penularannya. Apalagi vaksin atau obat untuk membasmi wabah ini belum ada.

“Keresahan ini hanya bisa diatasi dengan langkah-langkah pencegahan dan membutuhkan respek semua pihak termasuk peternak, pembeli dan masyarakat lingkungan sekitar”, imbuhnya.

Kegiatan sosialisasi ini, lanjut dia, tanpa atensi apapun. Dia hanya peduli kepada para peternak di Desanya yang merugi tudak hanya sevara ekonomis, tapi merugi sevara sosial budaya.

Bahan sosialisasi kepada masyarakat merujuk pada brosur dan konsultasi bersama Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Manggarai Barat yang menyambangi kantor Desa Liang Sola, Rabu (11/11/2020) kemarin.

“Kami maksimalkan apa yang didapat dari sharing tersebut. Beberapa hari sebelumnya, tim dari Dinas Peternakan dan Kesehatan Manggarai Barat bersama BBVet Denpasar mengambil sampling babi yang sakit milik Ibu Kresensiana Maria Narti. Setelah mendapat informasi resmi dari sampling tersebut ternyata hasilnya Negatif ASF (African Swine Fever),” paparnya.

Terkait hasil uji lab, Kades Adrianus menyambut gembira hal itu. “Hasil uji lab ini juga yang layak kami sosialisasikan kepada masyarakat di Desa saya,” ujarnya.

Kepada salah seorang warga peternak, ibu Kresensiana, kades Adrianus mengucap terimahkasih atas kesadaran warga tersebut. Dia memuji ibu Kresensiana karena saat babinya mati langsung dikuburkan pada hari itu juga, sehingga tidak menjadi wabah bagi yang lain.

Dia berharap, dengan sosialisasi ini, para peternak dengan kesadaran bersama mengikuti tips pencegahan ASF sesuai petunjuk Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan. Jika menemukan gejala atau ada babi yang sakit segera melaporkannya kepada petugas sesuai Surat Edaran Bupati Manggarai Barat,

Dikonfirmasi terpisah, Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Manggarai Barat, drh. Theresia P. Asmon yang akrab disapa Ney Asmon menyampaikan apresiasinya kepada Kades Liang Sola.

“Apresiasi untuk segala upaya yang dambil Kades Liang Sola dan para Kades yang lain serta orang perorangan yang membantu masyarakat dengan cara masing-masing mulai dari hal yang sederha berbagi informasi kepada warga yang lain”, ucapnya.

Rabu kemarin, pihaknya ke Lembor bertemu Camat dan meminta waktu dalam acara Minilok Puskesmas Wae Nakeng untuk KIE Wabah yang sedang terjadi di beberapa Desa di Kecamatan Lembor.

“Beberapa Kades kami datangi, yakni Kades Daleng dan Liang Sola”, ujar Ney Asmon.

Dia jelaskan, sample dari Desa Liang Sola, negatif ASF, tetapi menjadi wilayah yang terancam.

“Kami minta untuk lebih waspada. Petugas lapangan kami disarankan untuk bantu edukasi masyarakat. Tidak ada vaksin dan obat. Tetapi penyakit bisa dhindari dengan biosecurity.

Sebelumnya, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Manggarai Barat melaporkan, sebanyak 526 ekor babi dari total 175.439 populasi ternak babi di Kabupaten Manggarai Barat mati terkapar.

Persentasi kematian 0,4% dari total 175.439 populasi ternak yang terdata di awal tahun 2020. (Jumlah ini tentu sanja melebihi itu hari ini).*