MANGGARAI BARAT, metro7.co.id
Kebakaran terjadi di jantung kota Labuan Bajo, ibukota Kabupaten Manggarai Barat(Mabar), Nusa Tenggara Timur, Jumat (4/9/2020) sekitar pukul 18.30 wita.

Kobaran api nyaris saja merambat hingga Kantor Desa Batu Cermin dan Sekolah PAUD Melati, Desa Batu Cermin serta rumah-rumah warga yang berjarak sekira 10 meter dari titik api.

Beruntung ada satu unit mobil tangki air yang melintas lalu segera memadamkan kobaran api. Tak lama kemudian, dua unit mobil pemadam kebakaran (damkar) dari Kantor Pol PP Kabupaten Mabar dan piket jaga Reskrim Polres Mabar tiba di Tempat Kejadian Perkara (TKP) dan berhasil memadamkan titik-titik api yang masih menyala.

Keterangan yang dihimpun media ini dari sejumlah saksi mata di TKP menyebutkan titik api bersumber dari perbuatan oknum warga yang sengaja membakar lahan tersebut untuk dijadikan kebun.

“Ya, kami lihat tadi ada dua orang yang sengaja bakar. Kami tidak tahu nama mereka. Pada saat api membesar, mereka tampak panik. Untung ada mobil tangki air yang lewat di sini dan langsung memadamkan api. Mereka kemudian meninggalkan lokasi ini saat mobil pemadam kebakaran datang di sini,” ujar saksi mata yang enggan menyebut identitasnya kepada para awak media.

Heri, sopir mobil tangki air yang pertama kali memadamkan api, mengaku datang di TKP karena melihat kobaran api yang membesar.

“Saya segera meluncur ke sini karena lihat kobaran api yang membubung tinggi dan langsung padamkan api,” ujarnya.

Dari TKP, sejumlah wartawan menyambangi rumah Kepala Desa Batu Cermin, Sebastian Ba’a di Wae Sambi. Dia jelaskan bahwa lokasi kebakaran itu merupakan tanah milik Pemkab Manggarai Barat.

Lahan tersebut, kata Kades Sebastian, milik Pemkab Mabar yang disiapkan untuk membangun rusun (rumah susun) di lokasi itu. Namun beberapa tahun terakhir, ada warga Desa Batu Cermin yang mengklaim lahan itu sebagai milik pribadi. Bahkan mereka telah membangun tiga unit rumah dan tinggal di lokasi itu.

“Lahan itu asset Pemkab Mabar. Tapi ada warga yang klaim bahwa lahan itu milik mereka tanpa menunjukkan dokumen alas hak. Ada tiga rumah warga yang telah dibangun di lokasi itu. Padahal Bagian Tatapem dan Pol PP sudah berulangkali menegur. Bahkan menyuruh mereka segera membongkar bangunan yang telah mereka bangun di atas lahan tersebut. Tetapi mereka tidak hiraukan,” terang Kades Sebastian kepada para wartawan.

Terpantau media ini di TKP, selain tuga rumah yang telah dibangun, ada lagi satu unit rumah beratap dan berdinding sink yang baru dibangun di lokasi yang dibakar itu.

“Rumah itu baru dibangun sekitar dua minggu lalu,” tutur Kades Sebastian Ba’a. *