FLORES TIMUR, metro7.co.id – Sebuah rumah di Dusun Kelobong, Desa Boru, Kecamatan Wulanggitang, Flores Timur tertimbun rusak parah akibat longsor. 4 rumah lainnya ikut terancam, karena berada sejajar di atas kemiringan tanah yang sama.

Longsor tersebut terjadi akibat bergeraknya tanah, ditambah lagi dengan intensitas hujan yang cukup tinggi dalam sepekan terakhir ini.

Peristiwa tersebut terjadi pada hari Selasa, pukul 23.00 WITA. Tidak ada korban jiwa, namun Simon Simpo Lewar harus memikul kerugian yang cukup banyak, pasalnya rumah bagian belakang jebol, sejumlah parabot rusak parah tertimbun tanah.

“Peristiwa itu terjadi malam tadi pukul 23.00 WITA. Saat itu hujan lebat, kami sedang tidur. Saya kaget ada benturan di kepala saya dan langsung terbangun. Kemudian saya dengar ada bunyi runtuhan. Saat itu juga kami bergegas menyelamatkan diri,” tutur Silvester Anak dari Simpo Lewar Dangan raut sedih.

Bhabinsa Koramil 1624 Boru, Koptu Yohanes B. Puka mengatakan saat menerima laporan pada Rabu,9/12/2020 pagi tadi, pihaknya bersama Pemerintah Desa Boru, Polsek Wulanggitang segera bersiaga menuju lokasi kejadian.

“Kami selaku Bhabinsa Koramil 1624, bersama Polsek Wulanggitang dan Pemerintah Desa Boru, hadir untuk membantu saudara kita yang diterpa musibah ini. Hari ini bersama warga kami bergotong royong membersihkan material longsor, sekalian memperbaiki rumah. Kendati darurat dan dengan menggunakan bambu, kami berharap ini bisa berkenan di hati saudara kita yang saat ini mengalami musibah,” ujar Koptu Yohanes.

Sementara itu, pada tempat yang sama, Kepala Desa Boru, Benediktus Baran Liwu menghimbau kepada warganya, khususnya warga yang bermukim di daerah kemiringan agar selalu berwaspada sebab intensitas hujan saat ini masih tinggi. Ia berharap peristiwa ini mendapat perhatian dari Pemerintah

“Tadi saya sudah berkoordinasi dengan bapak camat untuk bisa koordinasi lanjut dengan Dinas Penanggulangan Bencana Daerah. Terkait pengamanan titik dan jalur longsor, saat kami hanya bisa memagar sementara dengan menggunakan Bambu dan Gamal. Kami berharap BPBD agar bisa turun untuk melakukan penelitian ataupun kajian terhadap lokasi ini agar bisa ditanggulangi secara jangka panjang,” pungkas Benediktus. ***