LABUAN BAJO, metro7.co.id – Kisah perjalanan hidup Suhartono (49) berujung maut. Tersiar kabar, ia jatuh di Laut Sawu. Raganya diterpa gelombang. Tubuhnya terseret arus laut yang ganas sepanjang Kamis (3/12) malam hingga jasadnya ditemukan mengapung di laut pada Sabtu (5/12) siang.

Mayat pria itu ditemukan di perairan Taka Makasar arah timur Pulau Komodo, kawasan Taman Nasional Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, Flores, Nusa Tenggara Timur. Saat ditemukan, jasadnya terbalut pakaian seragam dinas putih-putih.

Pria kelahiran Jakarta, 19 September 1971 beralamat Kebantenan V No.31 RT.07 RW.06 Semper Timur Jakarta Utara, itu terkonfirmasi seorang karyawan PT.Pelayaran Nasional Indonesia (Pelni). Almarhum adalah Anak Buah Kapal (ABK) KM Awu. Jabatannya Penata Usaha Kapal (PUK) I NRP 07672.

 

Kronologis Kejadian

Dilansir dari berita acara yang dirilis PT. Pelayaran Nasional Indonesia (Persero), Suhartono, disimpulkan jatuh ke laut dalam pelayaran dari Pelabuhan Waingapu-Bima-Benoa pada Kamis, 3 Desember 2020 pukul 18.48 Wita.

Dijelaskan, pada Kamis (3/12) senja pukul 18.48 Wita posisi Kapal 08 48 487 5/119 24 810 E di laut Sawu. Seorang penumpang melapor ke info 5. ABK kemudian meneruskan laporan itu ke Anjungan bahwa ada orang jatuh ke laut.

Menerima laporan tersebut, Mualim jaga segera menekan tombol MOB pada GPS dan langsung melempar life buoy berlampu dan MOB sebelah kiri dan langsung melaporkan kepada Nahkoda dan kamar mesin untuk siap melaksanakan olah gerak.

Setiba di anjungan pukul 18.50 Wita, Nahkoda langsung mengambil alih komando melakukan olah gerak pencarian korban jatuh ke laut berdasarkan MOP yang ada di GPS.

“Setelah dilakukan pencarian kurang lebih 1 jam dengan berputar sebanyak 6 kali dan dikarenakan cuaca gelap, gerimis dan keadaan laut slight to moderate angin 28,5 knot, korban tidak berhasil ditemukan. Nahkoda memutuskan untuk melanjutkan pelayaran menuju pelabuhan Bima,” demikian isi Berita Acara tersebut.

Nahkoda menanyakan kepada saksi yang melihat orang jatuh ke laut. Disebutkan, bahwa saksi mata dalam kejadian itu ada dua orang penumpang dari pelabuhan Waingapu menuju pelabuhan Benoa.

Kedua saksi itu adalah Antonius Tukaritan (25 tahun) alamat Padarang RT 011 RW 006 Desa Bukambero dan Saksi II, Yohanes Gedha Biri (18 tahun) alamat Paronamutu RT 011 RW 005 Desa Bukambero.

“Berdasarkan keterangan saksi tersebut bahwa yang melompat ke laut adalah ABK dikarenakan menggunakan pakaian putih dan celana putih,” isi Berita Acara tersebut.

Setelah mendengar keterangan kedua saksi tersebut, Nahkoda mengumpulkan seluruh crew KM Awu. Dan diketahui bahwa PUK I tidak berada di Kapal.

“Sehingga dapat dipastikan bahwa ABK yang melompat ke laut adalah nama : Suhartono NRP 07672 Jabatan PUK I KM.Awu,” jelas Nahkoda KM Awu, Capt. Benny Andrian NRP dalam Berita Acara yang beredar di media sosial.

Apa penyebab Suhartono jatuh ke laut? Dalam berita acara itu tidak dijelaskan.

Kepala Operasi PT. Pelni Labuan Bajo, Asnan Leo membenarkan, Suhartono adalah karyawan PT Pelni. Suhartoni, kata dia, jatuh ke laut pada Kamis (3/12) dalam pelayaran dari Waingapu-Bima-Benoa.

“Benar jenazah yang kita bawa ini adalah karyawan PT.Pelni. Beliau bekerja di Kapal Awu. Dia jatuh kemarin tanggal 3 Desember pukul 18.48 Wita dalam pelayaran Waingapu-Bima-Benoa. Kita temukan tadi di perairan Labuan Bajo,” terang Asnan Leo memberikan keterangan pers kepada para Wartawan di Labuan Bajo, Sabtu (5/12).

Ditanya apa penyebab ABK Awu itu jatuh ke laut, Asnan Leo menegaskan belum tahu pasti.

“Penyebab jatuhnya kami belum tahu pasti. Jatuh pas saat bekerja kali,” ujar Asnan.

 

Mayat Ditemukan

Dua hari pascakorban jatuh ke laut, mayat korban ditemukan mengapung di perairan Taman Nasional Komodo, Kabupaten Manggarai Barat. Ditemukan pertama kali oleh crew Kapal trip yang sedang berwisata ke Taka Makasar, arah timur Pulau Komodo, Sabtu (5/12) sekitar pukul 11.45 Wita.

Kabar tentang penemuan mayat tersebut diperoleh para Wartawan di Labuan Bajo dari sumber terpercaya, Basarnas dan pihak Kepolisian Resor (Piolres) Manggarai Barat, Sabtu (5/12) siang.

Sabtu (5/12) pukul 12.20 Wita, Otoritas Kantor Pencarian dan Pertolongan Maumere menerima informasi tersebut dari Koordinator Pos SAR Manggarai Barat, Edy Suryono.

“Video yang saya share tadi hanya untuk mendapatkan pertolongan yang cepat agar mayatnya tidak terbawa arus ke laut lepas. Dan puji Tuhan Basarnas bisa menanganinya dengan cepat”, ujar Fano saat dikonfirmasi Matanews.net melalui chat Whatsapp. Yano adalah seorang guide lokal yang pertama kali menemukan mayat tersebut.

Fano mengatakan, terkait kronologi penemuan mayat itu, ia dan temannya sudah menyampaikannya kepada pihak Basarnas melalui telepon. “Kami menghubungi mereka untuk melakukan evakuasi. Pak konfirm ke Basarnas saja,” kata Fano.

 

Kronologis Evakuasi

Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Maumere, I Putu Sudayana, S.E.,M.AP selaku SMC (SAR Mission Coordinator) Dalam rilisnya yang diterima Media ini dari Humas Basarnas Maumere menerangkan, Tim SAR gabungan berhasil mengevakuasi sesosok jenazah tersebut.

Jenazah itu ditemukan mengapung di perairan Taka Makasar Labuan Bajo, arah timur Pulau Komodo dengan koordinat 8 32’49.24” dan 119 35’ 24.36” sekitar 17,8 NM dari Pelabuhan Labuan Bajo, Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, Flores, Nusa Tenggara Timur.

Tim SAR Gabungan yang terlibat dalam giat evakuasi jenazah, yaitu Rescuer Pos SAR Manggarai Barat 5 Orang, Polair Manggarai Barat 2 Orang, Pos AL Manggarai Barat 1 Orang, KP3L 2 Orang, Polres Manggarai Barat 1 Orang, KPLP Manggarai Barat 1 Orang, dan Asosiasi Kapal Wisata 1 Orang.

Dijelaskan, pada Sabtu (5/12) pukul 12.20 Wita Kantor Pencarian dan Pertolongan Maumere menerima informasi dari Koordinator Pos SAR Manggarai Barat, Edy Suryono tentang penemuan sesosok jenazah di perairan Taka Makassar sebelah timur Pulau Komodo

Pukul 12.39 Wita, Tim SAR Gabungan menuju lokasi kejadian menggunakan satu unit RIB 500 PK Pos SAR Manggarai Barat guna melaksanakan evakuasi dengan tetap mengacu pada peraturan protokol kesehatan covid-19.

Pukul 13.28 Wita, Tim SAR Gabungan tiba di lokasi dan melaksanakan proses evakuasi jenazah.

Pukul 14.07 Wita, jenazah korban tiba di Pelabuhan Pelni Labuan Bajo. Jenazah selanjutnya dibawa ke mobil ambulance RSUD Komodo guna melaksanakan penyelidikan lebih lanjut oleh pihak berwenang.

Terpisah, Kapolres Manggarai Barat, AKBP Bambang Hari Wibowo, S.I.K., M.Si melalui Kasat Reskrim Polres Mabar, AKP Libartino Silaban, S.H., S.I.K. menjelaskan, sementara ini Polres Mabar tidak mendapat laporan orang hilang.

Dia hanya mengatakan ada penemuan sesosok mayat jenis kelamin laki-laki. Mayat tersebut, kata dia, diperkirakan jatuh ke laut dua hari saat dalam pelayaran Waingapu-Bima. Mayatnya ditemukan di kawasan Taka Makasar perairan Taman Nasional Komodo.

“Untuk sementara ini di Polres Mabar tidak ada laporan orang hilang,” jelas AKP Libartino Silaban dikonfirmasi sejumlah Wartawan saat evakuasi jenazah dari Pelabuhan Pelni Labuan Bajo menuju RS Siloam, Sabtu (5/12).

“Berdasarkan informasi yang kami himpun, mayat ini salah satu ABK PT.Pelni. Mayat ini ditemukan di Taka Makasar perairan Taman Nasional Komodo. Selanjutnya kita bawa jenazahnya ke RS Silloam,” jelasnya.

Kepala Operasi PT. Pelni Labuan Bajo, Asnan Leo menjelaskan, jenazah Suhartono segera diterbangkan ke Jakarta.

“Kita dari PT Pelni siap mengirimkan jenazahnya ke Jakarta. Malam ini kita kirim secepatnya,” kata Asnan.