MALAKA, metro7.co.id – Plan Indonesia bekerja sama dengan Yayasan Pijar Timur mengadakan pelatihan pemanfaatan teknologi sederhana water filter (penyaringan air minum) bagi pengusaha sanitasi, komunitas penyandang disabilitas dan pengelola Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) selama lina hari di Provinsi NTT, khususnya Kabupaten Belu dan Malaka.

Masalah sanitasi total berbasis masyarakat ( STBM ) telah menjadi perhatian khusus yayasan plan internasional indonesia ( Plan indonesia ) dalam rangka mencegah bakteri yang terkandung dalam air mentah serta meningkatkan kemampuan dalam memilah dan mengkonsumsi air mentah yang berkualitas dengan teknologi water filter ( penyaringan air minum )

kegiatan ini sejalan dengan hari Air sedunia 2021 dengan tema ” memaknai air”. di wilayah pedesaan nusa tenggara timur, air menjadi sumber utama manusia yang langka khususnya pada musim kemarau.

kondisi tersebut tidak hanya berpengaruh terhadap sanitasi dan kebersihan masyarakat tetapi juga pada kebiasaan yang terbentuk selama ini dalam mengolah dan mengkonsumsi air.

tradisi sebagaian besar masyarakat di NTT untuk langsung mengkonsumsi air mentah telah berlangsung sejak dulu walaupun kualitas airnya bagus akan tetapi dampak terhadap potensi terkena gangguan pencernaan cukup besar.

air mentah rentan sekali terkontaminasi dengan bakteri e-coli yang dapat menyebabkan diare, sehingga tradisi konsumsi air mentah hendaknya di imbangi dengan solusi yang mudah di implementasikan. maka dari itu pelatihan ini penting untuk mengedukasi masyarakat tentang pengolahan air minum yang aman dengan menggunakan teknologi penyaringan air minum yang sederhana dan terjangkau.

” Hery ferdinan, winner project manejer yayasan plan internasional indonesia menjelaskan bahwa, pentingnya pemamfaatan teknologi yang sederhana dan terjangkau bagi masyarakat miskin di propinsi NTT untuk mengkonsumsi air minum yang aman dan berkualitas”, ujarnya.

Herie menambahkan bahwa pemamfaatan teknologi pengolahan air minum yang sederhana dan terjangkau merupakan langkah untuk mencegah dan menurunkan jumlah penderita diare di propinsi NTT khususnya dua kabupaten yakni belu dan malaka.

“Ia berharap lewat pelatihan ini dapat memperluas peluang wirausaha di bidang sanitasi air di kalangan kelompok penyandang disabilitas dan pengelola bumdes”, pungkas hery.

sementara itu Firmansyah Helmy Sani perwakilan Nazava menjelaskan  bahwa, kerja sama ini merupakan upaya bersama untuk memfasilitasi sanitasi air bagi masyarakat.

” Firmansyah yakin bahwa aksi sekecil apapun dapat berdampak besar bagi masyarakat dan lingkungannya, maka kami mengharapkan melalui pelatihan ini masyarakat semakin sadar untuk dapat terhindar dari berbagai penyakit dan memiliki kualitas hidup yang lebih baik”, imbuhnya**