MALAKA, metro7.co.id – Kekayaan budaya Malaka teristimewa motif tenunan dan bahasa daerah Kabupaten Malaka menjadi inspirasi dan daya pikat bagi dua orang dosen program studi pendidikan Seni tari dan musik (Sendratasik) Universitas Widyamandira Kupang Propinsi Nusa Tenggara timur selaku Juri dalam lomba paduan suara tingkat SMA, yang berlangsung di panggung dekenat Malaka Paroki Santa Maria Fatima Betun, Senin petang, (15/8/2022).

Dua orang dosen pendidikan Sendratasik tersebut mengaku tertarik dengan motif kain yang beragam serta gaya bahasa daerah Malaka melalui lirikan lagu daerah yang penuh dengan makna filosofis.

Stanislaus Tolan salah satu dosen selaku Juri ketika di temui usai kegiatan lomba mengatakan bahwa kabupaten Malaka memiliki ragam motif tenunan khas daerah Malaka yang tidak di miliki oleh kabupaten lain yang ada di Propinsi Nusa Tenggara Timur.

“Saya tidak tau ya, motif budaya di Malaka. apakah di setiap kecamatan atau desa punya motif yang berbeda atau seperti apa. namun yang pasti setiap peserta yang tampil memiliki banyak ragam motif daerah, dan Malaka ini memang kaya motif daerah dan sangat luar biasa Malaka ini,” ujarnya.

Dirinya berharap kekayaan motif tenunan daerah kabupaten Malaka perlu di promosi keluar, sehingga dapat di kenal di tingkat nasional untuk di rancang menjadi busana-busana nasional, di samping meningkatkan pendapatan dan penghasilan ekonomi masyarakat.

“Ini mungkin hanya di jual di kalangan kita sendiri. jadi kalau bisa di bawah keluar untuk di promosikan keluar, sehingga para pengrajin tenunan itu lebih produktif agar memperoleh tambahan penghasilan dari sisi ekonomi,” tandasnya.

Iapun berharap agar para perancang busana tidak hanya di ibu kota propinsi (kota Kupang) tetapi harus melirik juga ke wilayah Kabupaten Malaka. “Karna di sini juga kaya sekali dengan motif daerahnya, sehingga bisa menjadikan jahitan motif daerah ini menjadi lebih modern dan bisa di pakai untuk event-event apa saja,” imbuhnya.

Hal yang sama juga di sampaikan oleh Romi Langgu salah satu juri yang juga dosen muda program studi pendidikan Sendratasik universitas Widyamandira Kupang, mengaku terpikat dengan bahasa yang di gunakan peserta melalui syair lagu khas daerah Malaka yakni ORAS LOROMALIRIN.

“Saya baru pertama kali datang ke Malaka, dan saya terkesan dengan bahasa. tadi saya mendengar lagu kekhasan daerah Malaka yakni Oras Loromalirin, dan itu sangat terkenal sejak saya masih duduk di bangku sekolah dasar (SD),” pungkasnya.

Dosen muda inipun merasa tersentuh dengan lirik lagu Oras Loromalirin yang kaya akan kiasan bahasa.

“Saya belajar banyak dari bahasa dan saya mencoba mencari kesamaan bahasa dengan kesamaan bahasa yang lain,” tandasnya.

Sementara itu Bupati Malaka Dr, Simon Nahak SH MH, lewat sambutannya ketika membuka kegiatan lomba paduan suara antara SMA mengatakan bahwa, kegiatan sore hari ini luar biasa karna kampus kebanggaan kita kampus milik Katolik yang mana memadukan seni musik dengan seni tari. dan ini sangat membanggakan dan cocok untuk kami di kabupaten Malaka yang memiliki kemampuan khusus untuk mengolah gerak dan suara.

“Ini satu talenta yang Tuhan berikan kepada kita, jangan di sia-siakan pergunakan sebaik mungkin, dan berusaha untuk meraih juara,” tegasnya.

Iapun berharap semoga yang mendapat juara dapat memperoleh perhatian, yang kemudian bisa dapat memperoleh kemudahan terutama anak-anak yang sementara di bangku SMA, yang sebentar lagi dapat melanjutkan studi di perguruan tinggi khususnya di Unwira Kupang untuk dapat di akomodir.

“Kami mohon ibu (Ketua Prodi), anak-anak saya yang ikut lomba hari ini kemudian dapat juara, kalau bisa waktu tes masuk bisa di perhatikan,” harapnya.

Peserta lomba paduan suara tingkat SMA yang di adakan oleh Mahasiswa Universitas Widyamandira Kupang di ikuti oleh enam sekolah yakni SMA Plus Weleun, SMA negeri Bolan, SMA Santa Yoseph Weliman, SMA Wilibrodus betun dan SMA Swasta Fahiluka. *