MANGGARAI BARAT, metro7.co.id – Progress pekerjaan melambat, Kontraktor CV Griya Fortuna Buun dan Konsultan Pengawas (MK) CV Raesha Teknik mendapat ‘kode keras’ dari Pemkab Manggarai Barat (Mabar), dalam hal ini, Dinas Kesehatan (Dinkes) selaku pengguna anggaran.

“Dinkes telah memerintahkan konsultan pengawas dan pihak kontraktor untuk bekerja sesuai rencana yang tertuang dalam dokumen kontrak,” tegas Paulus Mami, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Manggarai Barat.

Sabtu (31/10/2020), metro7.co.id meminta penjelasan Kadis Kesehatan Mabar terkait progress pekerjaan proyek yang disinyalir melambat.

Proyek pengadaan peningkatan dan perbaikan sarana dan prasarana Puskesmas Benteng dua lantai yang berlokasi di Desa Golo Pongkor, Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, itu mulai dikerjakan Juli dan berakhir Desember 2020 sesuai dokumen kontrak.

Sebagaimana tertera pada papan proyek, waktu pelaksanaan 150 hari kalender. Informasi yang dihimpun metro7.co.id, dari sejumlah sumber terpercaya menyebutkan, proyek tersebut mulai dikerjakan pada 18 Juli 2020 lalu. Namun hingga saat ini progresnya baru mencapai 40%.

Proyek tersebut menelan biaya sebesar Rp 8.049.213.858,00. Anggaran sebesar itu bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK) Afirmasi dengan nomor kontrak Dinkes.442.1/PPK/99/VII/2020.

Proyek tersebut dikerjakan oleh Pelaksana Jasa CV Grya Fortuna Buun dengan Konsultas Pengawas (MK) CV Raesha Teknik.

Terpisah, Direktur CV Griya Fortuna Buun, Widodo, enggan berkomentar ketika dikonfirmasi melalui aplikasi perpesanan, Sabtu (31/10/2020).

“Yaaa pak… mohon untuk menghubungi manajer lapangan dulu, soalnya yang tahu persis progresnya di manajer lapangan (pak Teguh Prasetyo). Demikian terima kasih,” jawabnya singkat.

Tak lama berselang, metro7.co.id menghubungi Manajer Lapangan, Teguh Prasetyo melalui seluler. Dia menjelaskan, alasan keterlambatan karena pekerjaan tanah tidak sesuai dengan RAB. Dalam RAB pekerjaan tanah biasa. Tetapi ternyata, galian batu dan cadas hingga memakan waktu sebulan lebih. Selain itu, kata dia, hujan juga menjadi faktor penghambat laju pekerjaan.

“Alasan utamanya masalah pekerjaan tanah, pak. Di RAB pekerjaan tanah biasa. Tapi realisasinya galian tanah batu cadas, sehingga pekerjaan tanah selesai satu bulan lebih. Karena itu, pekerjaan yang lain otomatis belum bisa dimulai. Kemudian akhir-akhir ini curah hujan di Benteng besar sekali. Setiap jam satu atau jam dua siang hujan terus”, katanya.

Sementara itu, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) proyek pembangunan Puskesmas Benteng, Yanto, mengakui hal senada. Progres pekerjaan proyek tersebut melambat karena hujan dan kekurangan tenaga kerja.

“Maaf kondisi hujan. Tenaga kerja perlu ditambah karena ada yang pulang ke Jawa. Dan sekarang masih pengawasan untuk tambah tenaga dan penambahan jam kerja atau lembur supaya tidak terjadi deviasi atau keterlambatan,” kata Yanto.

Ditemui metro7.co.id di lokasi proyek pada Kamis (29/10/2020), Tono, salah seorang pengawas lapangan menjelaskan alasan alasan sama juga. “Semula direncanakan hanya seminggu penggusuran sesuai RAB. Tapi tanahnya keras, cadas dan penuh batu keras. Selama ini kita kerja lembur dan kami rekrut tambah tenaga kerja. Kami sangat yakin, Pak, selesai Desember,” kata Tono. *