MANGGARAI BARAT, metro7.co.id – Tamat SMP, Ribut enggan melanjutkan pendidikannya ke SMA. Dia beralasan, banyak sarjana tamatan S2 di kampungnya yang menganggur. Ribut pun memilih bekerja sebagai penjual bakso.

Ribut kemudian merantau ke Manggarai, Nusa Tenggara Timur. Meniti usahanya di kota Ruteng. Setiap hari jualan bakso. Gajinya Rp 3 juta per bulan.

Ditanya alasannya merantau ke Manggarai, Ribut mengaku nyaman tinggal di Manggarai, Flores, Nusa Tenggara Timur

“Nyaman kerja di sini, mas. Orang Manggarai umumnya ramah dan baik hati,” ujar Ribut saat berbincang dengan Metro7.co.id sambil makan bakso, Minggu (23/8/2020).

Ribut Rion (21) perantau asal Kecamatan Penawangan, Kabupaten Gerobokan, Jawa Tengah. Pada 14 Juni 2014, ia meninggalkan kampung halamannya saat berusia 14 tahun. Merantau ke Kota Dingin Ruteng, Kabupaten Manggarai. Di Ruteng, ia bekerja sebagai penjual bakso bersama ayah sepupuhnya yang sudah lama merantau di Ruteng.

Ribut bersama sang istri Sumiati tinggal di rumah kontrakan di Labe, Kelurahan Carep, Kecamatan Langke Rembong.

Tetapi karena banyak penjual bakso di kota Ruteng, Ribut mencari tempat mangkalnya di Bea Laing, Kecamatan Poco Ranaka, Kabupaten Manggarai Timur.

Sebelum pandemi corona, Ribut meraup pendapatan Rp 300.000 per hari di kawasan itu. “Stabil Rp 200.000 sehari, Mas,” kata Ribut.

Kini saat corona, dia beralih ke barat, tepatnya di kawasan N’teer. Tiap hari, Dia berangkat dari Ruteng ke lokasi itu. Membawa gerobak bakso menggunakan sepeda motor. Berangkat dari Ruteng pukul 09.00 wita dan pulang ke Ruteng pukul 18.00 wita.

Ribut mengaku penghasilannya menurun hingga Rp 100.000 per hari saat pandemi corona.

“Sekarang menurun pengaruh pandemi corona. Tiap hari rata rata Rp 100.000. Ini pendapatan bersih,” aku Ribut.

Dia juga mengaku kadang kangen keluarganya di Jawa Tengah.

“Setiap tahun pulang, tapi tahun ini saja tidak bisa pulang karena corona ini,” tuturnya. *