Peternak Jangan Panik, Bakteri pada Babi Bisa Dicegah dan Diobati
MANGGARAI BARAT, metro7.co.id – Peternak babi tidak perlu panik. Kepanikan tidak menyelesaikan persoalan. Yang paling penting, peternak harus peka dan segera malapor ke petugas peternakan bila ada gejala. Untuk beberapa kasus yang dilaporkan cepat akan tertolong dengan pengobatan menggunakan antibiotik.
“Penyakit karena bakteri bisa dicegah dan diobati. Cara pencegahannya melalui ‘manajement sanitasi kandang yang baik, biosecurity dan pemberian pakan yang benar,” imbau Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Manggarai Barat, drh Theresia P Asmon yang akrab disapa Ney Asmon.
Petugas peternakan, kata Ney Asmon, melayani setiap ada permintaan dan laporan masyarakat. Informasikan ke keluarga, tetangga kalau ada potong hewan (babi) mohon bekas cucian daging tidak dberikan ke ternak sehat. Parang bekas potong daging dicuci dengan sabun sebelum digunakan mencacah pakan.
“Jangan tergiur beli babi murah. Jika ada ternak sakit, mohon hubungi petugas peternakan terdekat di masing-masing kecamatan atau bisa langsung ke Dinas Peternakan di Labuan Bajo,” imbuhnya.
Persentasi Kematian 0,4 %
Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Manggarai Barat melaporkan, sebanyak 526 ekor babi dari total 175.439 populasi ternak babi di Kabupaten Manggarai Barat mati terkapar.
Persentasi kematian 0,4% dari total 175.439 populasi ternak yang terdata di awal tahun 2020. Saat ini, bisa jadi, jumlah populasi sudah meningkat lebih dari itu.
Ney Asmon merincikan, penyebaran kasus kematian babi yang terlapor dan berdasarkan penelusuran petugas peternakan hingga Jumat (30/10/2020) sebanyak 526 ekor tersebar di 10 Kecamatan.
Rinciannya, Kecamatan Lembor 120 ekor, Lembor Selatan 185 ekor, Welak 100 ekor, Sano Nggoang 42 ekor, Komodo 35 ekor, Boleng 3 ekor, Macang Pacar 11 ekor, Pacar 8 ekor, Kuwus Barat 8 ekor, Kuwus 14 ekor penyebaran dari Datak Welak. Dua Kecamatan lainnya, Ndoso dan Mbeliling belum ada laporan.
“Ini data sementara yang terlapor ke petugas peternakan hingga hari ini,” ujar Ney Asmon.
Ney Asmon menjelaskan, petugas lapangan tidak bisa mengidentifikasi penyebab kematian babi. Namun, fakta menunjukkan kondisi saat ini memang sedang terjadi wabah yang berbuntut kematian ternak babi. Diduga terserang bakteri Streptococcus. Dugaan ini diketahui dari gejala klinis pola penyebaran kasus dan diagnosa tambahan. Adapun gejala klinis yang muncul, yakni demam, tidak makan dan mati mendadak.
Riwayat Kasus
Bakteri Streptococcus, kata Ney Asmon, merupakan penyakit endemik yang ada di seluruh Flores. Di beberapa kabupaten lain seperti Sikka, Ende Ngada. Matim, bakteri tersebut sudah mewabah sejak Jauari 2010 lalu. Sementara di Manggarai Barat, dari Januari-Juli masih aman. Tidak ada laporan.
Kasus pertama kali di Mabar terjadi pada Agustus di Kampung Watu Langkas, Desa Nggorang, Kecamatan Komodo. Kasus berikutnya pada September terjadi di Kecamatan Lembor, Welak. Oktober di Lembor Selatan, Sano Nggoang dan menyebar ke Kecamatan lainnya.
Cara Pencegahan
Untuk sementara ini belum ada vaksin untuk membasmi bakteri yang menyerang ternak babi. Meski demikian, peternak tidak perlu panik. Petugas peternakan sedang bekerja
melakukan penelusuran, tindakan pengendalian, pengobatan dan pencegahan penularan ke populasi di wilayah lainnya.
“Bakteri mudah dicegah dengan pemberian antiobiotik. Petugas kita di lapangan terbatas. Tetapi kita bekerja sangat aktif di lapangan. Untuk pengobatan penegakan diagnosa, penting untuk dilihat gejala klinis. Bahkan jika mati petugas akan membedah bangkai, melihat patologi, anatomi organ, dan pengambilan sample untuk didiagnosa lebih lanjut di Laboratorium,” ungkapnya.
Ditanya berapa jumlah petugas peternakan yang sedang bekerja di lapangan, Ney Asmon melaporkan total 47 orang. Rinciannya, Kecamatan Lembor 8 orang, Lembor Selatan 8 orang, Welak 5 orang, Sano nggoang 6 orang, Pacar 2 orang, Kuwus 2 orang, Ndoso 2 orang, Macang Pacar 2 orang, Boleng 3 orang, Komodo 5 orang dan Mbeliling 4 orang.
Dokter Hewan Terbatas
Dokter hewan yang non struktural satu orang ditambah empat orang di Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Manggarai Barat. Dokter hewan hanya ada di lima Kecamatan, Komodo, Sano Nggoang, Welak Lembor dan Lembor Selatan. Tujuh kecamatan lainnya belum ada Dokter hewan.
Ney Asmon juga menjelaskan, wabah bakteri tidak serta merta muncul di satu tempat. Tetapi penularannya karena terkontaminasi pakan, air peralatan yang digunakam peternak, lalulintas orang dan babi. Karena itu, Ney Asmon menyebut beberapa tips pencegahan kasus kematian babi yang mudah dikerjakan para peternak babi saat ini.
- Bersihkan kandang dengan penyemprotan desinfektan (bayclin, karbol, iodin).
- Jangan memberi makan dari limbah olahan babi. Jika mengkoleksi makanan sisa, slalu dididihkan sebelum diberikan.
- Batasi keluar masuk orang asing ke kandang babi.
- Sementara waktu jangan melalulintaskan babi dari wilayah-wilayah tertular.
- Jangan menjual atau membeli babi sakit.
- Jika babi mati, dikuburkan ! Jangan dibuang ke sungai atau lingkungan terbuka.
- Jika babi sakit, segera hubungi petugas peternakan di Kecamatan masing-masing atau Dinas Peternakan. *