Plan Internasional Indonesia Bersama Yayasan Pijar Timur dan Tim Pokja AMPL Dinas Kabupaten Malaka Duduk Bersama Tuntaskan STBM pada Masyarakat
MALAKA, metro7.co.id – Plan International Indonesia bersinergi dengan Yayasan Pijar Timur Indonesia berkolaborasi bersama Pemerintah Kabupaten Malaka, NTT untuk mengimplementasikan program sanitasi total berbasis masyarakat ( STBM ) yang dikenal dengan istilah projek Winer, dengan donatur program dari luar negeri, yakni Pemerintah Belanda dengan lokus implementasinya program pada dua wilayah kabupaten yakni Kabupaten Belu dan Malaka.
Hal ini diungkapkan oleh koordinator program STBM Yayasan Pijar Timur Indonesia, wilayah Kabupaten Malaka Wilfridus Manehat ketika ditemui metro7.co.id seusai kegiatan roadmap di Aula Meeting Hotel Ramayana Betun Malaka, Selasa (27/10/2020).
Wilfridus lebih lanjut menjelaskan, program STBM di wilayah Kabupaten Malaka menyasar pada 36 wilayah desa yang tersebar pada 12 kecamatan di Kabupaten Malaka sendiri. “Program STMB baru berjalan efektif pada 2019 dengan pencapaian program di wilayah Kabupaten Malaka baru menyentuh 13 desa yang mendeklarasikan stop bebas buang air besar (STBM),” ujarnya.
Suksesnya program STMB pada 13 desa yang menjadi sample atau rujukan desa-desa di Kabupaten Malaka atas berkat kerja sama Plan International Indonesia dan Yayasan Pijar Timur, bermitra dengan Pemerintah Kabupaten Malaka khususnya Tim Pokja AMPL seperti Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Malaka, Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa, Dinas PKPO, Dinas KB, PUPR dan Dinas Perhubungan dan Lingkungan.
Wilfridus menambahkan, “Terkait dengan program STBM ini yang menjadi prioritas program kita, yakni ada dua barometer pendekatan. Yang pertama pendekatan pemberdayaan, itu berhubungan dengan edukasi stop bebas buang air besar sembarangan, konsumsi pangan aman sehat, cuci tangan dengan sabun dan pengolahan sampah rumah tangga serta pengolahan limbah cair rumah tangga”.
Barometer yang kedua, lanjutnya, yakni, pendekatan STMB manejemen anjure menstruasi pada siswi-siswi di sekolah. Ada 15 sekolah yang menjadi lokus pendampingan, terdiri dari 3 sekolah SMP dan 12 sekolah dasar ( SD ) dengan intervensi model toilet inklusi yang dapat di akses oleh teman-teman disabilitas namun kita desain untuk dimanfaatkan semua kalangan.
Wilfridus lebih lanjut mengatakan, “Selain di sekolah, juga di masyarakat kita berdayakan mereka untuk menghasilkan produk kreatifitas masyarakat seperti closed jamban sehat, dan hasil produk mereka sudah banyak membantu masyarakat desa yang lain untuk menjalankan STMB dengan harga terjangkau”.
Di akhir penjelasannya, Wilfridus Manehat mengatakan, “Kami tentu sangat berterima kasih kepada Pemerintah Kabupaten Malaka yang sudah mendukung kami dari Yayasan Pijar Timur, untuk menjalankan program STBM pada 13 desa yang sudah mendeklarasikan diri sebagai desa rujukan stop bebas buang air besar sembarangan pada tahun 2020 yakni dua desa di Kecamatan Sasitamean, Wewiku satu desa, Malaka Barat satu desa, Malaka Tengah dua desa, Kecamatan Rinhat dua desa serta Kobalima dan Botin Leobele masing-masing dua dan tiga desa”.