Sampah Menumpuk di Pasar Lembor, Camat Pius: APBD Nihil
LEMBOR, metro7.co.id – Sampah di Pasar Lembor Manggarai Barat memprihatinkan. Padahal, pemerintah kecamatan setempat sudah melakukan upaya mandiri menangani hal itu.
Usai memungut sampah di kawasan Puarlolo, Kecamatan Mbeliling, agenda liputan akhir pekan Serikat Wartawan Independen Manggarai Barat (SWIMB) menyusuri Jalan Seribu Kelok Trans Flores menuju Kecamatan Lembor, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur.
Titik kedua yang disasar adalah Pasar Lembor. Ban mobil yang ditumpangi awak media SWIMB belepotan sampah membusuk. Ini terjadi ketika kami menyusuri kawasan Pasar Lembor, Kecamatan Lembor, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, Jumat (16/10/2020) petang.
Kami menyusuri kawasan kumuh itu tidak bermaksud berbelanja di Pasar tersebut. Ada sasaran lain yang hendak dibidik. Obyek yang hendak disasar memang terletak di area pasar itu.
Aroma tak sedap menyeruak. Bau amis menyengat hidung. Masker yang kami pakai tidak mempan untuk menangkis aroma tak sedap yang bersumber dari tumpukan sampah.
Meski begitu, kamera kami sempat menjepret beberapa gambar tidak sedap di sudut pasar Lembor.
Pengamatan selintas, warga yang menghuni pasar itu maupun para pengunjung pasar terlihat biasa-biasa saja. Transaksi jual-beli terpantau lancar-normal.
Anak-anak mereka pun tampak bermain bebas ria di area kumuh tersebut.
Bukan cuma di Pasar Lembor. Tumpukan sampah juga kami jumpai di sekitar jembatan Wae Nengke, ruas jalan Trans Flores Labuan Bajo-Ruteng. Sampah di area tersebut berserakan di bahu jalan negara yang mulus itu.
Para Wartawan menyambangi rumah jabatan Camat Lembor di Kelurahan Tangge untuk meminta penjelasannya terkait sampah yang menumpuk di Pasar Lembor. Tetapi Dia sedang berada di Labuan Bajo pada Jumat (16/10/2020) petang. Wartawan Media ini mengonfirmasi Camat Lembor melalui Whatsapp.
Terkait sampah menggunung di pasar Lembor, Camat Lembor, Pius Baut mengaku jujur. Diakuinya bahwa pemerintah Kecamatan Lembor tidak memiliki fasilitas pendukung seperti tong sampah dan mobil pengangkut sampah.
Tidak hanya itu. Camat Pius juga mengaku jujur bahwa Kecamatan Lembor tidak mendapat kecipratan APBD untuk penanganan sampah di Pasar Lembor.
“Terkait sampah di Pasar Lembor, dapat saya jelaskan, bahwa kami tidak memiliki fasilitas pendukung, baik tempat/tong sampah maupun alat angkut. Demikian juga anggaran dari APBD, tdk ada,” tulis Camat Pius dalam pesan Whatsapp, Sabtu (17/10/2020).
Camat Pius lebih detail menjelaskan, sejauh ini pemerintah Kecamatan Lembor menyewa kendaraan swasta mengangkut sampah ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) yang terletak di Buruk, Desa Poco Rutang. Biaya sewa kendaraan itu, terang Dia, bersumber dari swadaya warga Pasar.
“Selama ini kami angkut sampah dua kali seminggu ke TPA yang terletak di Buruk, Desa Poco Rutang dengan menyewa dum truk masyarakat. Biaya untuk itu murni swadaya warga pasar. Kadang kami dibantu oleh Dinas Lingkungan Hidup (DLH) dengan mengirimkan truk sampah ke Lembor untuk angkut sampah, karena secara tupoksi masih bagian dari tugas DLH,” bebernya.
TPA yang terletak di Buruk, Desa Poco Rutang itu, kata Camat Pius, dibangun sejak awal kepemimpinannya di Kecamatan Lembor. Dia berupaya melakukan pendekatan kepada masyarakat setempat hingga mendapat lahan seluas satu hektar untuk TPA.
“TPA itu dibangun tahun 2018 saat saya awal jadi Camat Lembor. Itu hasil pendekatan saya dengan masyarakat Kampung Buruk. Mereka memberikan lahan satu hektar secara cuma-cuma. Kemudian Pemkab melalui Dinas PUPR membangun akses/jalan masuk ke TPA,” tulisnya lagi.
Camat Pius menambahkan, Dinas Lingkungan Hidup telah menempatkan lima orang pasukan kuning tetapi tanpa fasilitas pendukung yang memadai.
“Ada pasukan kuning sebanyak 5 orang yang ditempatkan di Lembor oleh DLH, tetapi tanpa ada fasilitas pendukung yang memadai,” ujarnya.
Terpisah, Lurah Tangge, Kosmas Gabi membenarkan apa yang dijelaskan Camat Pius Baut. Sampah yang menumpuk di Pasar Lembor akibat minim faslitas pendukung.
“Sampah banyak sekali karena tidak ada mobil pengakut sampaj bawa ke TPA di Buruk,” kata Kosmas saat ditemui para wartawan di rumahnya di Kampung Sambir Bendera, Kelurahan Tangge, Jumat (16/10/2020). *