Tangkal DBD, Puskesmas Labuan Bajo Gencarkan Abatesasi dan Gerakan 4M Plus
MANGGARAI BARAT, metro7.co.id – Mengantisipasi penyebaran wabah penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di musim penghujan, Manajemen UPTD Puskesmas Labuan Bajo gencar melakukan sosialisasi abatesasi dan Gerakan 4M Plus kepada masyafakat di wilayah kerjanya.
Kepala UPTD Puskesmas Labuan Bajo, Vinsensius Paul, kasus DBD di beberapa wilayah kerja UPTD Puskesmas Labuan Bajo telah ada sebelumnya.
“Sebelumnya ada dua kasus DBD di wilayah kerja Puskesmas Labuan Bajo. Ada satu kasus pada Juli dan ada satu kasus pada Agustus 2020. Untuk September sampai dengan saat ini belum ada kasus DBD,” terang Vinsen.
Kendati demikian, kata Vinsen, langkah antisipatif terhadap penyebaran wabah penyakit DBD, mutlak dilakukan dengan strategi abatesasi.
“Strategi yang digencarkan Puskemas Labuan Bajo dalam upaya pencegahan DBD adalah pengamatan jentik dan distribusi bubuk abete kepada masyarakat (abatesasi),” ujarnya.
Sejalan dengan itu, Vinsen mengimbau seluruh lapisan masyarakat untuk segera melakukan gerakan 4M Plus seminggu sekali.
“Gerakan ini bertujuan untuk pencegahan DBD,” tegas Vinsen kepada metro.co.id, Selasa (13/10/2020).
Vinsen merincikan, gerakan 4M Plus itu adalah ; Menguras, Menutup, Mengubur, Memantau Plus tidur menggunakan kelambu. Jangan menggantung pakaian. Membubuhkan abate pada tempat penampungan air.
Gerakkan kebersihan massal mulai dari diri dan lingkungan sendiri.
Menguras
Menguras wadah air seperti bak mandi, tempayan, ember dan tempat penampungan air lainnya agar telur dan jentik aedes aegypti mati.
Menutup
Menutup rapat semua wadah penampungan air agar nyamuk aedes tidak dapat masuk dan bertelur.
Mengubur
Mengubur atau memusnahkan semua barang bekas yang dapat menampung air hujan, seperti ban bekas, kaleng bekas, bekas pecahan botol dan sampah plastik agar tidak menjadi sarang dan tempat bertelurnya nyamuk aedes.
Memantau
Memantau dan mengamati semua wadah air yang dapat menjadi tempat nyamuk aedes berkembang biak. Jangan memelihara jentik nyamuk di rumah.
Vinsen juga gencar melakukan sosialisasi kepada masyarakat terkait tanda dan gejala DBD.
Dia menyeburkan tanda dan gejala penyakit DBD, antara lain panas tinggi selama 2-7 hari, nyeri perut (uluhati), pendarahan berupa bintik-bintik merah di kulit, mimisan dan gusi berdarah. Lebih parah lagi, dapat disertai muntah darah dan buang air besar disertai darah. Gejala lain, syok, lemah, kulit dingin dan basah serta tidak sadar.
“Jika ada tanda dan gejala seperti tersebut, beri minum sebanyak mungkin kepada penderita ke Rumah Sakit atau Puskesmas terdekat,” imbau Vinsen. *