MALAKA, metro7.co.id – Progres pembangunan air bersih yang dilakukan oleh PAMSIMAS di wilayah Desa Wesey, dengan titik pusat sumber mata air Beila’ak Ta’tun Furuk terkesan tidak sesuai harapan.

Hal ini disampaikan oleh tokoh masyarakat dan tokoh pemuda Desa Wesey, Benediktus Bria dan Yulius Bria kepada wartawan, kemaren.

“Kita mau supaya air ini benar- benar dimanfaatkan oleh masyarakat 5 dusun ini. dan bila dari pihak PAMSIMAS dan Pemdes Wesey tidak memiliki dana pemeliharaan lagi, ya kita masyarakat bersedia suka dan rela untuk bergotong royong memperbaiki bak penampungan air sehingga air bisa jalan kembali,” kata Yulius Bria.

Yulius juga mempertanyakan pungutan iuran Rp 100 ribu per KK dari Pemdes Wasey terkait pemeliharaan air bersih dari PAMSIMAS.

“Sampai sekarang airnya tidak jalan,” timpal
Benediktus Bria.

Dikonfirmasi melalui sambungan telpon seluler kepada pendamping PAMSIMAS atas nama Minggus Fahik menjelaskan bahwa untuk progres pembangunan air bersih di wilayah Desa Wesey audah serah terima antara PAMSIMAS dengan pemdes.

“Jadi untuk urusan pemeliharaan itu tanggung jawab Pemdes Wesey, sebab  kita dari PAMSIMAS sudah melakukan pembentukan kelompak yang di sebut kasuspam sebagai bentuk tanggung jawab  masyarakat, untuk menjaga dan memelihara fasilitas umum agar bermanfaat bagi masyarakat desa sendiri,” katanya.

Pendamping Minggus juga mengharapkan, bahwa masyarakat tidak perlu besar- besarkan karena kerusakan tersebut bukan dari proses pengerjaannya. Namun karena ada oknum yang sengaja merusakkan mesin tersebut, sehingga masyarakat yang sudah mengetahui kerusakan tersebut seharusnya komunikasi dengan Pemdes Wesey untuk ambil solusinya. Juga kedepan melalui dana desa untuk memperluas jaringan air bersih.

Kepala Desa Wasey Darius Bria menjelaskan bahwa untuk kerusakan mesin pompa air dari pihak pemdes tidak tahu soal itu. Dengan alasan bahwa, kemungkinan ada oknum tertentu dengan sengaja memutuskan selang penghisap dari mesin pemompa air sehingga air tidak dapat mengalir untuk dapat dimamfaatkan oleh masyarakat.

“Soal tanggung jawab itu tidak terlepas dari PAMSIMAS, secara fisik boleh namun soal pengawasan dan monitoring tetap berjalan,” katanya.

Ia mengakui, twrkait pengumpulan uang yang dilakukan oleh aparatnya, kepada masyarakat itu, semata-mata swadaya murni tanpa paksaan.

“Namun tidak semua masyarakat dari 5 dusun di Desa Wesey mengumpulkan uang tersebut,” tegasnya.

Sementara itu menurut kadis Pekerjaan umum ( PU ) Kabupaten Malaka, Yohanes Nahak ketika ditemui oleh awak media di ruang kerjanya menjelaskan bahwa, untuk program PAMSIMAS pihaknya tidak tahu menahu soal pekerjaan di lapangan.

“Kalau ada kerusakan itu urusan pendamping dilapangan tersebut, dinas hanya tahu soal administrasinya saja,” katanya. *