BREBES, metro7.co.id – Pelopori pemilih cerdas dan dukung pemilu damai, untuk Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pemilukada) yang akan digelar pada 27 November 2024 mendatang, Yayasan Buser Indonesia gelar renungan malam dan do’a bersama sembari nyalakan 1000 lilin.

Kegiatan yang digelar di halaman stadion Karangbirahi Brebes, Selasa (10/9) malam itu dihadiri sekitar 150 anggota YBI Brebes.

Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) YBI Brebes, Oping Maryono dalam kesempatanya menyebutkan acara tersebut sebagai bentuk ikut mensukseskan Pemilukada 2024.

“Acara ini sebagai bentuk dukungan kami dari YBI Brebes untuk ikut mensukseskan Pemilukada khusunya Pilkada Brebes agar berjalan tertib, aman, lancar dan sukses,” kata Oping.

Selain itu disebutkanya, YBI merupakan sebagai pelopor untuk pemilih cerdas dimana diterangkanya YBI ada ditengah, tidak berpihak pada Paslon atau kotak kosong.

Namun, dari itu YBI menegaskan, anggota untuk ikut andil dalam mensukseskan gelaran Pemilukada Brebes dan akan ikut mengawal gelaran 5 tahunan tersebut.

Sementara, ditambahkan Wakil Ketua DPC YBI Brebes, Noer Ali berharap anggota YBI untuk tetap menjaga harkat dan martabat dengan tetap menjaga memberikan rasa kondusifitas terutama di Pilkada ini.

Dalam acara tersebut, selain melakukan renungan dan do’a bersama serta nyalakan 1000 lilin, dua puisi juga sempat dibacakan oleh ketua DPC YBI Brebes dan Sekretaris Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Firli Setyawan Wibisono yang kebetulan ikut hadir.

Satu puisi dengan judul ‘Karawang Bekasi’ yang sempat dibacakan oleh Firli disampaikanya tentang pesan mengenang kembali perjuangan para pahlawan.

Firli sendiri yang mewakili ketua umum YBI Pusat, menyebutkan pesan ketum YBI, Wahyu Surya Gading ingin untuk tegaknya demokrasi.

“Saya mewakili DPP menegaskan bahwa YBI ingin demokrasi tegak lurus pada yang sebenarnya, kita DPP YBI sendiri ingin mengajak khusunya masyarakat Brebes menjadi pemilih yang cerdas, karena YBI sendiri sebagai duta demokrasi, sebagai wakil dari masyarakat, itu berharap kesejahteraan Kabupaten Brebes ini direaliasi dengan pilihan masyarakat,” bebernya.

Di tengah-tengah acara sendiri sempat ada prosesi mematikan lilin dan bertafakur dalam kegelapan, yang menggambarkan dan menyampaikan secara simbolis cederanya demokrasi di Kabupaten Brebes.