Orang Tua Murid Keluhkan Beli Atribut Sekolah di Toko Tertentu, Guru Ini Benarkan Modusnya
BANGKA BELITUNG, metro7.co.id – Libur sekolah segera usai. Rencananya kegiatan belajar dan mengajar siswa akan dimulai kembali pada Senin pekan depan.
Menyambut tahun ajaran baru itu, para orang tua murid biasanya sibuk menyiapkan berbagai macam keperluan sekolah anaknya mulai dari seragam, sepatu, tas, buku, dan perlengkapan penunjang lainnya.
Biaya yang mesti dikeluarkan orang tua untuk melengkapi kebutuhan sekolah sang anak juga terbilang cukup menguras kantong.
Apalagi di tengah kondisi perekonomian pasca pandemi yang sedang lesu saat ini, mencukupi kebutuhan bersekolah anak pun terasa begitu berat.
Hal itu lah yang kini dirasakan oleh orang tua murid berinisial VN saat dibincangi Metro7 melalui pesan seluler, Jumat (15/7).
Dirinya menuturkan harus merogoh kocek lebih dari satu juta rupiah untuk membeli seragam sekolah anaknya yang baru diterima di SMA Negeri Satu (SMANSA) Sungailiat.
Namun anehnya, meski ada banyak toko yang menyediakan seragam sekolah, tapi atribut sekolah untuk anaknya itu hanya bisa ia dapatkan di satu toko saja.
Atribut kesiswaan berupa seragam pramuka, batik, baju olahraga dan almamater, kata VN, hanya bisa ia beli di Toko Tasik yang berlokasi di depan Puskesmas Sungailiat.
Ditanya apakah memang ada pengarahan dari pihak sekolah untuk membeli atribut sekolah di toko tersebut, VN menyangkalnya.
“Kalau dari pihak sekolah mengarahkan mohon maaf secara lisan atau tulisan itu tidak. Karena dari mulai pendaftaran anak saya sampai detik ini anehnya pihak sekolah tidak ada konfirmasi atau komunikasi tentang seragam. Karena itu kami dapat informasi dari kawan anak saya yang sama-sama masuk SMANSA, yang katanya beli di sana,” ujar VN.
Mendapatkan informasi tersebut, VM lantas membeli atribut sekolah untuk anaknya juga di Toko Tasik.
“Pas sampai di sana (toko-pen) pagi-pagi sudah antri ratusan, dan ternyata yang antri di sana bukan untuk SMANSA saja, tapi SD, SMP, dari berbagai penjuru,” katanya.
Bahkan saking ramainya antrian, VN berkata orang tua murid sampai harus menunggu nomor antrian hingga berhari-hari.
Lebih ironis lagi, pelayanan dari pihak toko ia katakan sangat lah buruk dan terkesan tidak menghargai pembeli.
“Orang-orang itu sudah jengkel. Ada yang satu hari, dua sampai tiga hari ngantri belum dapat nomor antrian. Datang saja hari Senin depan pas pembagian baju, pak,” imbuhnya.
Merasa kurang puas dengan pelayanan dari pihak toko, VN lalu mengadukannya ke pihak sekolah.
Tapi bukannya mendapat respon positif, VN malah dicecar salah satu guru yang berkata jika pihak sekolah tidak pernah mengarahkan orang tua murid untuk membeli seragam di toko tersebut.
“Pihak sekolah sempat chat saya, dia marah dan bilang pihak sekolah tidak ada kerjasama dan tidak ada urusan dengan seragam. Terus memangnya kita orang tua ini goblok. Kalau tidak ada kerjasama, kenapa almamater itu hanya ada di toko itu. Di toko lain tidak ada. Pihak toko bilang memang di sini pemesanan almamaternya. Bodoh amat guru ngomong kayak gitu,” keluhnya.
Selain almamater, seragam batik sekolah untuk anaknya pun ia katakan hanya bisa didapatkan di toko tersebut.
“Batik untuk SMANSA, misalnya, di toko-toko se-Sungailiat ini tidak ada. Ada hanya di toko itu,” sambungnya.
Dengan adanya kejadian tersebut, VN berharap pihak sekolah bisa menegur pemilik toko agar melayani para orang tua murid secara santun dan lebih manusiawi lagi.
“Bukan marahnya sama sekolah. Kalau sekolah mau nunjuk toko mana pun terserah, tapi kami ini serahkan duit satu juta lebih loh, enak-enak itu toko nerima duit kami, malah nyakitin hati kami. Zalim mereka itu. Kami bukan pengemis dan tidak ngutang. Kontan bayarnya. Tidak ada mau ngutang kayak zaman dulu tiga kali bayar, pak,” ungkapnya.
Sedangkan seorang guru berinisial R mengakui bila modus operandi yang membuat orang tua murid membeli atribut sekolah di toko tersebut memang benar adanya, dan sudah terjadi selama bertahun-tahun.
“Tidak cuma satu atau dua sekolah, sih. Modus yang sama juga di tingkat SMA dan SMK yang ada di Sungailiat. Tapi mainnya cantik. Tidak mengarahkan, tapi dicari sampai jungkir balik pun yang jual sesuai spesifikasi hanya ada di toko itu,” tutupnya.