MAYBRAT, metro7.co.id – Proses perekrutan bagi murid yang hendak mengikuti pendidikan budaya Maybrat yakni Wofle Kampung Ayawasi Kabupaten Maybrat Papua Barat akhirnya ditutup pada, Senin (10/5).

Dengan begitu, Sebanyak 19 murid akhirnya resmi ditetapkan mengikuti pendidikan tersebut dan akan dididik oleh 17 guru Wofle selama kurang lebih 9 bulan di dalam hutan hingga benar benar matang dari sisi mental spiritual maupun kemapanan ilmu.

Acara penutupan ini dihadiri sejumlah kalangan antara lain Bupati Maybrat yang diwakili Kepala Dinas Perikanan dan Peternakan Stevanus Kocu, Kepala Distrik Aifat Utara Philipus Fanataf, Pastor Paroki Ayawasi Markus Malar OSA, Para Tokoh, serta keluarga besar dari para guru dan murid Wofle yang tersebar di Aifat Utara Raya

Pastor Markus Malar OSA dalam pandangannya dari sisi gereja menjelaskan orang Wofle menurut kacamata rohani dan iman gerejani adalah teman sejawat mereka, sebab keduanya memiliki ilmu filsafat, teologi tingkat tinggi yang sama persis baik diperoleh dari manusia maupun sang pencipta, hanya saja berbeda jalan pendidikannya.

“Nah mereka mendapatkan itu dari siapa, langsung dari atas, sebagaiman kami mempelajari ilham ilham itu dari para filsuf, para teolog, nah kita berjalan bergandengan tangan untuk memajukan kehidupan, menyelamatkan jiwa jiwa melalui ilmu yang didapat dengan cara yang unik dan khas, tapi inilah cara kerja Allah menyatakan dirinya melalui Roh,” jelas Malar.

Malar juga berharap guru yang mendidik maupun murid yang dididik selama proses pembinaan sejak awal sampai selesai nanti dapat pulang dengan keadaan sehat walafiat dan benar benar berisi dari sisi mental spiritual serta ilmu yang matang demi pelayanan kepada umat manusia.

“Guru tetap 17 dan siswa tetap 19, dan siswa begitu kembali sudah penuh, penuh dengan hikmah, penuh dengan powatum, penuh dengan ilmu yang kemudian mereka menyebarkannya kepada kita semua, karena mereka nanti bisa mendapatkan ilmu ilmu untuk menyembuhkan orang, nah kita dipanggil untuk saling menyembuhkan saling menyelamatkan satu sama lain,” pintanya.

Stevanus Kocu selaku salah satu koordinator wofle diwilayah Aifat Utara sekaligus perwakilan pemerintah Maybrat mengaku senang dan bangga sebab dari awal sampai akhir perekrutan murid Wofle dapat berlangsung dengan baik.

Dia pun menyampaikan terima kasih kepada Pastor Paroki Ayawasi dan semua pihak yang telah terlibat, terutama keluarga murid Wofle yang telah menyerahkan anaknya untuk mengikuti pendidikan.

“Kami tentunya bangga dan bersyukur tapi juga berterima kasih kepada semua pihak yang sudah berkorban sampai hari ini kita melakukan acara penutupan pendaftaran murid Wofle ini,” kata Steko sapaan akrabnya.

Dirinya juga mengajak semua pihak baik Pemerintah maupun masyarakat dan keluarga besar untuk dapat terlibat membantu memberikan apa yang menjadi miliknya berupa bama kepada guru maupun murid selama pendidikan budaya ini berlangsung demi kajayaan budaya Maybrat yang telah diwariskan oleh para leluhur. ***