Masyarakat Aitim Siap Terima Pembangunan dan Tolak Sebutan Zona Merah
MAYBRAT, metro7.co.id – Sejumlah tokoh di wilayah Aifat Timur dengan tegas menolak informasi yang tersebar di masyarakat Maybrat bahwa wilayah Aifat Timur itu wilayah merah atau rawan padahal kenyataannya aman dan damai serta siap menerima kebijakan pembangunan dari pemerintah pusat, provinsi dan kabupaten.
Hal itu ditanggapi tokoh intelektual, yang juga kepala dinas persandian dan data kabupaten Maybrat, Manfred Mate, SE, M.Si menegaskan sejak nenek moyang, tidak pernah didaerah ini disebut sebagai daerah zona merah atau rawan sedangkan yang ada itu zona damai.
“Istilah kami orang Aifat Timur itu bahwa Ayo Sami Bros Hamit (mata hari terbit bersatu) sampai saat ini,” terangnya Senin, (1/3).
Selain itu, Yoni Mate selaku pemuda yang juga hadir saat itu mengatakan secara tegas menepis issu yang berkembang di media massa bahwa daerah ini daerah merah yang disampaikan oknum tertentu yang tidak mengetahui situasi yang sebenarnya diwilayah ini.
“Kami di wilayah Aifat timur merasa aman-aman saja, tindakan kekerasan yang terjadi beberapa waktu sebelumnya itu dilakukan person bukan seluruh orang Aifat timur,” tegasnya.
Ia menambahkan sebagai kelompok pemuda, masyarakat, perempuan dan agama diwilayah Aifat timur sangat membutuhkan pembangunan dasar seperti jalan, listrik, jaringan komunikasi dan lainnya.
Hal itu ditambahkan tokoh masyarakat dari wilayah Aisa Raya, Felix Frabuku menegaskan diwilayah ini indah dan baik adanya.
Ia mengutip Kejadian 12: 18-28 tentang kisah penciptaan dan pada akhir kisah penciptaan itu dikatakan indah baik adanya.
“Kami di Aitim (Aifat Timur) juga seperti yang tertulis didalam Injil itu bahwa baik dan indah adanya,” teranga dia
Dikatakannya, karena dilihat dari luar memang seperti itu, tetapi kami didalamnya itu kata dia model, tipe dan sifat hidup adalah orang yang baik dan indah.
Ia mencontohkan sebelum misionaris Katolik dan sendin datang lambang dan arti kebangkitan itu sudah ada di Aifat Timur.
“Wilayah timur di Aikingking, sebelah barat kampung Ainot, sebelah utara kampung Aifam, sebelah selatan kampung Fuog, utara timur Mupas, selatan barat daya itu di Sawin. Hal itu, sudah melambangkan kebangkitan Kristus disana,” akuinya.
Menurutnya, sebelum Agama masuk di wilayah itu, secara turun temurun, kami sudah ada kehidupan cinta kasih disana, yang disebut bahasa maysomara irania, karef hamit, may dan bum itu kesimpulan dari kitab suci yang cinta kasih itu.
“Dirinya meminta agar pejabat dan masyarakat dari wilayah dan distrik lain di kabupaten Maybrat, jangan melihat orang atau wilayah lain dari luar padahal didalamnya tidak demikian,” ucap dia.
Ia berharap kepada kaum muda, orang tua, perempuan dan laki-laki di wilayah Aifat Timur agar mari terus mendiskusikan dan mencari tau siapa yang mencentuskan bahasa itu.
“Wilayah Aifat Timur itu ada dalam situasi aman dan damai selalu. Kami siap mendukung seratus persen kebijakan pembangunan apa pun yang dilakukan pemerintah pusat, provinsi dan kabupaten Maybrat di wilayah Aifat timur raya,” katanya. ***