MAYBRAT, metro7.co.id – Anggota DPRD Kabupaten Maybrat Daerah Pemilihan (Dapil) I Aifat melakukan Kunjungan Kerja (Kunker) untuk melihat secara dekat keluhan masyarakat terkait persoalan pendidikan, kesehatan, infrastruktur jalan jembatan dan air bersih.

Kunker 6 anggota DPRD dari Dapil Aifat yaitu Agustinus Tenau, Fraksi Nasdem, Ignasius Baru Fraksi PDI-P, Sebastian Bame Fraksi Demokrat, Thomas Aitrem dari Fraksi Golkar dan Septinus Momao dari Fraksi Hanura melakukan Kunker ini merupakan tindaklanjut dari reses anggota DPRD khususnya wilayah I Aifat.

“Kunjungan kerja ini kami tidak melakukan tatap muka tetapi berkunjung sambil berdiskusi dan berceramah dengan masyarakat. Memang yang dikeluhkan warga belum ada perhatian serius dari Pemkab Maybrat terkait masalah pendidikan kesehatan, infrastruktur jalan dan jembatan,” ujar kordinator Kunker Agustinus Tenau, S.Sos, M.Si kepada media ini usai Kunker ke titik di Distrik Aifat Utara, Aifat dan Distrik Aifat Timur Sabtu, (4/6).

Menurut Agustinus Tenau sebagai anggota tim yang juga wakil ketua II DPRD Kabupaten Maybrat ini mengutarakan hal-hal yang menonjol dalam Kunker itu, seperti wilayah Aifat Timur yaitu jembatan kali Yasie menghubungkan kampung Ayata-Aisa dan jembatan kali Ainggang kampung Kamat. “Jalan raya wilayah Kamundan ke Aifat Timur raya dan Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Kantibmas) yang diserukan agar mohon kerjasamanya karena situasi yang aman dan nyaman tidak semata-semata itu tugas keamanan TNI dan Polri saja melaingkan tanggung jawab kita semua,” harapnya.

Kunker inipun kata politikus partai Nasdem ini terus menghimbau kepada masyarakat wilayah di wilayah Aifat Raya dan Maybrat pada umumnya agar tenang dan tetap melaksanakan kegiatan sehari-hari seperti biasa.

“Kunker di wilayah Aifat utara lebih banyak pada tiga aspek yaitu kampung Mosun meliputi Pustu, SD YPPK Santo Agustinus dan jalan itu diaspal dan gunung mensen itu dikating, termasuk pustu terkesan tidak ada perhatian dari pemerintah dalam hal ini dinas teknis pegawai hanya ada dua tetapi masyakat 4 kampung di mosun raya melakukan pengobatan di Puskesmas Aifat utara dan polik misi di Ayawasi,” akuinya.

Hal itu kata dia masyarakat minta kepada dinas teknis agar memastikan siapa yang kepala pustu dan pendropan obat dan gedung yang dibangun Pemda Sorong Selatan tetapi tidak difungsikan sampai saat ini.

“Pemda Maybrat belum melakukan apa-apa, maka perlunya ada eksterior dan interior fisik dalam dan luar itu harus diisi. Seperti pematangan lahan Pustu, sekolah yang hanya ada guru kontrak dari misi sebaiknya guru-guru kontrak dari pemerintah itu seharusnya dibagi secara merata. Perlu diingat bahwa dua yayasan yakni YPPK dan YPK yang mendidik menghadirkan orang orang hebat di tanah Papua. Hal lain yang dikeluhkan juga
termasuk mebeler supaya terlihat gedung yang memiliki fungsi,” terangnya.

Selain itu di kampung Kokas ada pustu dan SD YPPK dan YPK yang membutuhkan tenaga guru dan kopel guru interior-ekterior serta pengadaan obat, tenaga kesehatan atau alat kesehatan yang pas pasan dan SD YPPK Santa Monika di Bori yang halaman sekolahnya becek sehingga sulit dijadikan tempat upacara bendera maupun tempat bermain anak-anak. Termasuk kopel dan ruang guru terpaksa jadikan kantor perpustakaan sebagai ruangan guru begitupn akses jalan dari Emon ke kampung Bori yang 4 kilo meter itu begitu pun rumah sakit Pratama di Sonere dan pembangunan kantor Bupati, DPRD dan Aula di Vaitmayat.

Hal itu kata Agustinus Tenau, bahwa masalah-masalah yang ditemui dalam Kunker maupun reses beberapa waktu lalu, itu sangat mirisnya kaitan perhatian pemerintah daerah untuk pembangunan di wilayah itu maka akan kami kembali ke lembaga dewan ada ruang hearing dengan OPD teknis selanjutnya kami akan sampaikan masalah itu disana.

“Agar hal ini juga menjadi catatan dan kebutuhan mendesak dalam perencanaan tahun anggaran berikut. Ini harus disegerakan,” paparnya. ***