MAYBRAT, metro7.co.id – Mantan Presedium PMKRI Cabang Santo Agustinus Sorong, Willem Assem, menegaskan, orang asli Papua (OAP) tidak membutuhkan pemekaran atau daerah otonomi baru (Dob) tetapi lebih membutuhkan penghormatan terhadap harkat dan martabatnya.

“Orang asli Papua membutuhkan penghormatan atas hak hidupnya, pelurusan sejarah dan mengakui sejarah Papua yang dianggap belum final,” ujarnya Kamis (1/10/20).

Pemekaran menurut mantan Ketua Presidium PMKRI Cabang Santo Agustinus Sorong Tahun 2011-2013 ini bahwa pemekaran itu hanya didengungkan oleh orang-orang yang haus akan kekuasaan, jabatan dan harta tanpa menyadiri dirinya yang sedang ditindas, dimarginalkan, diperlakuan rasis dan tidak berharga di mata orang lain.

Dikatakanya, yang gencar menyuarakan agar ada pemekaran di Papua tanpa menyadari bahwa yang menikmati pemekaran itu bukan mereka.

Dijelaskannya pemekaran yang didengunkan selama ini, menurutnya bukan lahir dari usulan rakyat, tapi dari para elit politik di Tanah Papua. Sebaiknya, kata dia, jangan memanfaatkan aksi penolakan Otsus Jilid 2 yang disampaikan seluruh rakyat untuk meminta pemekaran, karena pemekaran itu bukan lahir dari usulan rakyat, melainkan elit politik di tanah Papua.

“Pemekaran yang ada saja, orang Papua terus jadi penonton dan hanya berharap Pegawai Negeri Sipil (PNS) agar merebut jabatan di birokrasi, tetapi sendi kehidupan lainnya dikuasai orang lain, kalau seperti itu, apa artinya pemekaran,” tanya dia. ***