BANGKA BELITUNG, metro7.co.id – Keuletan Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Metrologi Legal Pengelolaan Pasar Dinas Tenaga Kerja, Perindustrian, dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Bangka, Budi Gustiansah dalam mengelola Pasar Kite Sungailiat berbuah prestasi.

Di tangannya, kondisi Pasar Kite Sungailiat yang semrawut bertahun-tahun kini telah tertata rapi dan tertib.

Tak hanya tertata lebih rapi dan tertib, serapan pendapatan daerah dari sektor retribusi pasar juga tercatat positif.

Kini, buah dari kegigihannya menata pasar induk masyarakat Kota Sungailiat itu selama 10 bulan terakhir membuat Dinas Koperasi, Perdagangan dan Tenaga Kerja (Disperindagkop) Kabupaten Humbang Hasundutan, Provinsi Sumatera Utara, melakukan studi banding ke Pasar Kite Sungailiat, Selasa (2/7) pagi.

Dalam lawatannya, Kepala Bidang Perdagangan Disperindagkop Kabupaten Humbang Hasundutan, Mikael Simatupang menjelaskan, tujuan pihaknya melakukan studi banding untuk meniru dan mempelajari kebijakan pengelolaan Pasar Kite Sungailiat yang dinilai sukses.

“Pasar Sungailiat ini pengelolaannya baik, dalam artian segi PAD, penataannya tertib. Kami ingin meniru dan melihat langsung apa kelebihannya setelah kami dengar paparan dari kepala pasar, banyak yang harus kami tiru serta terapkan di Kabupaten Humbang Hasundutan,” papar Mikael di hadapan wartawan.

Selain dari aspek penataan pasar, pencapaian serapan retribusi pasar, lanjut Mikael, turut pula menjadi indikator penilaian.

“Mulai dari kedekatan dengan pedagang, target PAD semester awal sudah melebihi target, baik itu parkir maupun sewa kios pasar,” ungkapnya.

Sementara itu, Kepala Disperindag Kabupaten Bangka, Asep Setiawan, merespon dengan baik kunjungan rombongan dari Sumatera Utara itu.

Asep berkata, agenda studi banding ini sebagai pembanding tata kelola penataan pasar antara dua kabupaten.

Terkait Pasar Kite Sungailiat sendiri, Asep pun harap ke depannya bisa beralih status, yang hari ini masih semi modern menjadi pasar modern.

Ia juga menekankan bakal membenah kembali aset-aset pasar untuk para pedagang, sehingga dapat lebih produktif dan efektif mendongkrak perputaran ekonomi di Pasar Kite Sungailiat.

“Ada beberapa aset-aset kita perlu pembenahan sesuai komitmen dua tahun ini. Ke depan bisa diperbaiki. Ruko-ruko yang tidak berfungsi bisa difungsikan pedagang,” imbuh Asep.

Senada, Budi Gustiansah mengungkapkan rasa bangganya lantaran Pasar Kite Sungailiat yang justru dijadikan pasar percontohan oleh daerah lain.

Bagi Budi Gustiansah atau akrab disapa Agung, kunjungan studi banding ini menjadi motivasi bagi pihaknya untuk lebih giat lagi bekerja dan menata Pasar Kite Sungailiat.

“Tentu merasa bangga. Pasar ini berdiri puluhan tahun, tapi belum pernah ada orang mau belajar ke sini. Ternyata Pasar Kite menjadi contoh dari kabupaten lain,” ungkap Kepala UPT Metrologi Legal Pengelolaan Pasar Disperindag Kabupaten Bangka itu.

Ia mengatakan, keberhasilannya menata Pasar Kite Sungailiat selama 10 bulan terakhir itu tak lepas dari dukungan dan kerja sama dari banyak pihak, mulai dari Pemkab dan DPRD Kabupaten Bangka, APH, hingga insan pers.

Ia menekankan, kunci keberhasilan pengelolaan tersebut dikarenakan pihaknya mengedepankan kebijakan sesuai aturan, dan kerap memberikan edukasi kepada pedagang.

Agung pun berkeyakinan jika pengelolaan Pasar Kite Sungailiat ke depannya akan lebih baik lagi, termasuk tercapainya target retribusi pasar di akhir tahun nanti.

Tak tanggung-tanggung, serapan retribusi pasar, mulai dari retribusi harian, grosir, maupun parkir, per semester 2024 saja sudah mencapai angka 790 juta rupiah, atau 60,9 persen dari target tahunan sebesar 1,25 miliar rupiah.

“Sudah mengalami surplus dari target. Karena itu mari lah kita bersama-sama menjaga kondisi yang sudah baik ini, agar pasar ini akan semakin ramai dikunjungi pembeli, jika seluruh pedagang ikuti aturan,” tutup Agung yang juga berkeinginan besar menjadikan Pasar Kite Sungailiat beralih status menjadi pasar modern.