ASAHAN, metro7.co.id – Pemerintah Kabupaten Asahan melalui Dinas Kesehatan Kabupaten Asahan menggelar Gerakan Aksi Bergizi di Sekolah SMA Negeri 4 Kisaran, Selasa (17/10).

Kegiatan ini dihadiri Sekretaris Daerah Kabupaten Asahan, Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat, OPD, Camat Kota Kisaran Barat, Kepala Puskesmas, Ketua TP PKK Kabupaten Asahan, Kepala Sekolah SMA Negeri 4 Kisaran dan tamu undangan lainnya.

Pada laporannya Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Asahan dr Hari Sapna menyampaikan tujuan dari kegiatan ini diharapkan mampu menumbuhkan kesadaran sejak dini kepada masyarakat.

Khususnya remaja usia sekolah lanjutan akan pentingnya mempraktikkan perilaku hidup sehat dan minum tablet tambah darah secara rutin dan terjadwal.

Dengan tujuan. Selain itu tujuan dari kegiatan ini adalah meningkatkan literasi sekolah tentang pentingnya Tablet Tambah Darah (TTD), membiasakan olahraga/aktivitas fisik, dan konsumsi gizi seimbang dan meningkatkan komitmen sekolah untuk melaksanakan kegiatan aksi bergizi secara rutin (setiap minggu).

Selanjutnya mempersiapkan remaja putri yang akan menjadi calon ibu, harus sehat dan bebas dari anemia, agar dapat melahirkan generasi penerus bangsa dalam menyongsong generasi emas 2045 yang berkualitas, berkompeten, dan berdaya saing tinggi.

“Peserta Gerakan Aksi Bergizi ini diikuti oleh 500 siswi remaja putri yang terdiri dari siswi SMA Negeri 4 Kisaran 400 orang, siswi SMK Negeri sebanyak 50 orang dan siswi SMA/SMK Al Maksum sebanyak 50 orang,” ungkap Hari Sapna.

Sementara ditempat yang sama Bupati Asahan pada pidatonya yang disampaikan oleh Sekretaris Daerah Kabupaten Asahan Drs John Hardi Nasution mengatakan, gerakan aksi bergizi disekolah merupakan salah satu betuk komitmen Pemerintah dalam rangka pencegahan stunting dengan memperhatikan gizi seimbang dan terjadinya anemia, terutama untuk para pelajar.

Gerakan aksi bergizi ini dilaksanakan untuk meningkatkan kesadaran remaja putri dalam membiasakan menkonsumsi tablet tambah darah untuk mengurangi resiko anemia.

John juga menambahkan, remaja putri pranikah adalah wanita usia subur yang harus diberikan perhatian sebelum mereka menikah sebagai upaya edukasi terkait dengan penyakit anemia dan stunting.

“Jika seorang remaja putri pranikah menderita anemia, maka anak yang dilahirkan berisiko tinggi untuk stunting. Untuk itulah kita akan terus melakukan gerakan ini sebagai langkah pencegahan dini,” tutupnya.