SAMPANG, Metro7.co.id – Proses pemulangan ratusan warga Sampang korban konflik sosial di Rusun Puspa Agro, Jemondu, Sidoarjo terkendala putusan Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa.

Alhasil, hingga kini sekitar 26 orang mantan pengikut aliran Tajul Muluk harus tertahan di camp penampungan.

Saat dikonfirmasi, Bupati Sampang, H Slamet Junaidi mengatakan, proses penjemputan dan pemulangan warga Sampang yang saat ini berada di Jemondu tetap on progress.

Dikatakannya, hingga kini pihaknya terus melakukan komunikasi dengan Pemerintah Provinsi Jawa Timur untuk membahas konsep pemulangannya.

“Sudah beberapa kali kami melakukan rapat koordinasi dengan pemerintah melalui dinas terkait, nah saat ini fokus Kami adalah menunggu keputusan Gubernur Khofifah Indar Parawansa,” jelasnya, Jumat (14/1).

Sayangnya sampai saat ini pihaknya mengaku belum mendapatkan balasan untuk melakukan pembahasan lanjutan terkait pemulangan warga Sampang tersebut, terlebih ada beberapa fokus pembahasan yang saat ini sedang disodorkan oleh pemerintah daerah.

“Target kami pertengahan Januari sudah pulangkan, atau akhir bulan, kalau memang tidak ada respon dan putusan maka kami akan mengambil alih proses pemulangannya,” tuturnya.

“Karena yang tahu situasi dan kondisi sosial masyarakat di bawah adalah kita yang berada di Pemerintah Kabupaten, kalau hanya menunggu ini tidak akan terealisasi,” timpalnya.

Dijelaskannya, dalam proses pemulangan warga Sampang tersebut pihaknya tengah memproses ketersediaan sarana dan prasarana selama berada di kampung halamannya termasuk ketersediaan tempat tinggal atau rumah layak huni.

“Ketersediaan sarana dan prasarana ini menjadi prioritas kami dalam proses rekonsiliasi dan komunikasi dengan pemerintah provinsi nantinya,” tegasnya.

“Termasuk nasib warga kita setelah dilakukan penjemputan, mulai dari kebutuhan sehari-hari hingga ketersediaan lapangan pekerjaan,” pungkasnya.