WONOSOBO, metro7.co.id – Forum Guru Sertifikasi Nasional Indonesia (FGSNI) terus menunjukkan perhatian dan komitmennya terhadap program-program yang berdampak pada guru non Aparatur Sipil Negara (ASN). Dalam sebuah pertemuan yang diadakan di Kantor Wilayah Kementerian Agama Republik Indonesia Jawa Tengah pada Jum’at 2 Februari 2024, FGSNI mengangkat sejumlah isu krusial yang berkaitan dengan kesejahteraan dan pengembangan karier guru di tanah air.(5/2/2024)

Audiensi ini diikuti oleh 16 perwakilan ketua pengurus dari Kabupaten Kebumen, Banjarnegara, Semarang, Banyumas, dan Temanggung, yang bertujuan untuk menyuarakan aspirasi dan kebutuhan para guru non ASN. Pertemuan ini menjadi ajang penting untuk menyampaikan beragam masalah yang dihadapi oleh para pendidik di lapangan.

Dalam kesempatan tersebut, FGSNI menyoroti beberapa program prioritas, termasuk usulan bagi guru non ASN yang berusia di atas 55 tahun untuk mendapatkan SK Inpassing 2024, sebagaimana guru non ASN lainnya di madrasah yang sudah mendapatkannya. FGSNI juga menekankan pentingnya kuota Program Pendidikan Profesi Guru (PPG) yang lebih massal bagi guru non-serdik, serta perlunya realisasi kesejahteraan bagi tenaga kependidikan (Tendik) dalam mendapatkan insentif bulanan sesuai dengan KMA No. 1007 tahun 2021.

Ketua Umum FGSNI, Agus Mukhtar, menggarisbawahi urgensi perhatian terhadap guru non ASN, yang merupakan bagian integral dari sistem pendidikan nasional. Dukungan yang komprehensif dan inklusif kepada guru non ASN diharapkan dapat membantu meningkatkan profesionalisme dan kesejahteraan mereka, serta mendorong terciptanya lingkungan pendidikan yang lebih inklusif dan berkualitas bagi seluruh pihak.

Dengan kehadiran FGSNI sebagai suara para pendidik di Indonesia, diharapkan adanya langkah-langkah konkret dan solutif dari pemerintah dan instansi terkait untuk mewujudkan perubahan positif dalam dunia pendidikan, terutama bagi para guru non ASN yang telah berperan besar dalam pembangunan potensi generasi muda bangsa.***