Presiden KBB Sa’dunia: Paman Birin Warga Kalsel-Sulteng Seperti Jarum dan Benang
PALU, metro7.co.id – Presiden Kerukunan Bubuhan Banjar Sa’dunia, H Sahbirin Noor atau Paman Birin disambut meriah oleh warga Banjar yang tinggal di Palu.
Hal itu ia sampaikan saat menghadiri acara Silahturahmi dan Pelantikan Pengurus Wilayah Kerukunan Bubuhan Banjar (PW-KBB) Sulawesi Tengah Periode 2023-2027, di Sriti Convention Hall, Palu, Sabtu (22/6) pagi.
Tiba di tempat acara, ketiga perempuan menyambut kehadiran Paman Birin bersama Gubernur Sulawesi Tengah, Rusdy Mastura dengan Tari Peule Cinde, tarian tradisional khas Sulawesi Tengah.
Terlihat Paman Birin menggunakan Ikat Kepala Iga, sebuah laung khas Sulawesi Tengah itu menggambarkan simbol kebesaran masyarakat Suku Kaili asal Palu. Sementara, Gubernur Sulawesi Tengah Rusdy Mastura menggunakan laung khas Banjar.
Dalam silaturahmi dan pelantikan itu tampak hadir Supian HK, Ketua DPRD Kalsel, Muhammad Zain A Halud (Ketua KBB Sulteng), Abdul Basid Arsyad (Ketua Dewan Penasehat KBB) dan AKBP (Purn) Akhmad Zamzami (Ketua Dewan Pembina KBB).
Presiden Kerukunan Bubuhan Banjar (KBB) Sa’dunia Paman Birin menyampaikan rasa hormat kepada Gubernur Sulawesi Tengah atau disapa Om Cudy yang dianggapnya sebagai dangsanak (saudara) layaknya urang Banjar sendiri.
“Om Cudy, dangsanak Paman Birin. Persis beliau itu kayak urang Banjar asli. Luar biasa dari cerita yang didengar tadi,” ungkap Paman Birin di panggung.
Sebagai dangsanak, Paman Birin berharap kepemimpinan Om Cudy yang sangat dicintai rakyatnya dapat meningkatkan pembangunan daerah ke depan.
Seperti julukan dari Sulteng sebagai Negeri Seribu Megalit, menurutnya hampir sama dengan julukan di Kalsel yaitu Kota Seribu Sungai.
Dalam kesempatan itu, Paman Birin juga mengenalkan wadai khas Banjar yaitu bingka asal Gambut, kue lam asal Barabai dan iwak karing talang.
Masing-masing dari 10 orang Acil dan Bapak-Bapak maju ke panggung, mereka diberikan kain sasirangan khas Banjar, wadai dan yang tunai senilai 500 Ribu.
“Di Sulawesi Tengah, urang Banjar merantau dikenal sebagai penjahit, harat main bola wan pintar bersosial dan ahli di bidang agama. Ternyata, urang Banjar ini kada pengoler,” ungkap Paman Birin, tersenyum.
Paman Birin menilai bahwa urang Banjar itu baik pahatian, selalu menolong antar sesama. Baginya, urang Kalsel itu dengan Sulteng bagaikan jarum dan benang, saling mengikat sesama dalam perantauan.
“Senasib sepenanggungan, urang Banjar itu barat di perantauan,” ucap Paman Birin, tegas.
Adapun Gubernur Sulawesi Tengah, Rusdy Mastura mendengar urang Banjar di daerahnya dikenal sebagai penjahit pakaian, tokoh agama dan ada juga pejabat publik yang telah berjasa terhadap daerah ini.
“Kami hormati Gubernur Kalimantan Selatan, Paman Birin yaitu sahabat saya. Dan keluarga besar bubuhan kerukunan Banjar, kita erat dalam persaudaraan karena para ulama di Sulteng mengenal sosok Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari,” kata Om Cudy, sapaan akrab Gubernur Rusdy.
Gubernur Rusdy juga merasa urang Banjar sangat erat memegang teguh nilai keagamaan, sehingga terhubung juga dengan tokoh agama islam di Sulteng. Kemudian, pihaknya juga tengah melakukan riset soal urang Banjar.
“Kapan urang Banjar itu masuk ke Sulteng, kita coba mengetahui dari peneliti. Karena, urang Banjar sudah lama berbaur dan menyatu dengan warga Palu di Sulteng ini,” cerita Gubernur Rusdy.
Bahkan, Gubernur Rusdy mengaku sejak kecil sudah mengenal urang Banjar di Sulteng. Karena di Indonesia, menurutnya hanya beberapa suku saja yang hadir di Negeri Seribu Megalit.
Gubernur Rusdy memandang, urang Banjar itu memiliki karakter yang kuat dan selalu mempertahankan identitasnya walau di perantauan, sehingga kontribusinya terhadap Sulteng juga tak diragukan lagi.
“Urang Banjar di Sulteng itu hidup menunjukan dirinya sebagaimana warga sini, mereka telah bersatu dengan warga Palu,” tutupnya.