KERINCI, metro7.co.id – Jalan Rusak di Desa Koto Petai, Kecamatan Tanah Cogok diperbaiki oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Kabupaten Kerinci.

Hal ini sebagai tanggapan terhadap warga Desa Koto Petai yang menanam pisang di tengah jalan rusak. Aksi warga itu beralasan agar Pemerintah Kabupaten Kerinci Provinsi Jambi merespon dan memperhatikan kondisi jalan tersebut.

Aksi warga yang menanam pohon pisang ditengah jalan sempat viral. Nahasnya lagi, saat PUPR membawa bantuan timbunan terdapat masalah, yaitu soal larangan dari oknum yang mengakui dari Organisasi Dump (Ordum) Truk.

Informasi yang berhasil dihimpun, oknum tersebut meminta uang sejumlah Rp500 ribu per mobil pada PUPR Kerinci, alasannya ialah bahwa lokasi penimbunan itu merupakan kawasan Ordum setempat.

Di lokasi itu, ada sejumlah delapan truk yang bermuatan material penimbunan berhenti membongkar material, termasuk larangan aktivitas alat berat.

“Kemarin malam ada kendala, truk material dilarang membongkar dan alat PUPR Kerinci juga dilarang bekerja. Sebelum membayar Rp500 ribu per mobil, akhirnya negosiasi dan kita bantu Rp250 ribu per mobil dengan jumlah Rp2 juta,” kata sumber yang tak ingin disebutkan namanya, Kamis (18/7).

Menurut sumber, Dinas terkait tidak ingin persoalan tersebut panjang dan pihak sopir tidak terancam, akhirnya dilakukan negosiasi dan membayar Rp2 juta kepada oknum bendahara ordum melalui transfer. Kemudian truk bermuatan dipersilakan membongkar material di jalan itu.

“Pemda sudah mau menimbun jalan, malah diminta uang ke sopir truk. Inikan sudah tidak bagus,” kata pihak Dinas PUPR Kerinci.

Dari kabar tersebut, Polres Kerinci merespon, pihaknya tidak akan tinggal diam terhadap dugaan pemalakan dan pemerasan tersebut.

“Aksi-aksi premanisme seperti ini yang harus kita basmi di Kerinci, apalagi pemerintah sudah mau membangun perbaiki jalan rusak, malah ada yang menghalangi,” ungkap Kapolres Kerinci Muhammad Mujib saat dikonfirmasi.

Selain itu, Kapolres Kerinci akan melakukan penyelidikan terkait dugaan tindakan premanisme disertai pemalakan. “Nanti kita kumpulkan bukti-bukti untuk dilakukan penyelidikan,” tutupnya.