SIAK, metro7.co.id – Seorang pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) sektor Home Industri di Kecamatan Tualang, Kabupaten Siak, berhasil bertahan di tengah gempuran pandemi COVID-19, dengan menerapkan strategi sederhana.

Salah satunya usaha rajutan Ei’s Simple Art milik Lely Dwi Indriyani yang mampu bertahan setelah berinovasi dengan membuat masker rajut. Usaha dari seorang ibu rumah tangga yang berada di KPR I Jalan 1 blok E No. 83, Kelurahan Perawang.

“Alhamdulilah, selama pandemi ini saya justru punya waktu lebih banyak dirumah, dan menurut saya merajut itu paling nyaman ya dirumah. Untuk penjualan juga nggak berpengaruh, bahkan selama pandemi kami selalu kebanjiran pesanan masker rajut dan konektor masker rajut” ungkap Lely, Minggu (10/1/2021).

Melalui pesan whatsap, Ia menuturkan selama pandemi belum bisa banyak mengexplore rajutannya dan rencana untuk membuat workshop kecil-kecilan pun belum bisa terlaksana. Tapi Lely tidak kehabisan akal, ia pun menjual produknya lewat instagram dan facebook. Alhasil, karya tangannya diminati dari Arab Saudi, Australia, Malaysia dan lain-lain.

Usaha itu tidak mempekerjakan karyawan, hanya melibatkan ibu-ibu disekitar rumahnya. Dalam membuat karya rajutan berupa tas, dompet, taplak meja, tempat tisu, sampul buku, sampul al quran, sepatu, fashion bayi, selimut, sarung bantal, baju, sepatu bayi, boneka kecil dan besar dan lain-lain.

Lely menceritakan pengalaman merajut sejak 8 tahun yang lalu, ia terinspirasi dari neneknya yang pintar merajut dan menjahit. Kemudian ikut komunitas merajut di Pangkalan Kerinci (Pelalawan) bersama ibu-ibu komplek. Ia pun mengasah keterampilannya lewat internet, dan sharing ilmu sesama perajut.

“Dari komunitas itulah pengalaman saya bertambah, mulai ikutan bazar kecil sampai dengan expo dan bisa jadi pengajar untuk yang tertarik merajut. Disitulah saya semakin tertarik dengan kerajinan ini”, ujar ibu tiga anak ini.

Setelah pindah ke Perawang, aktifitas merajut Lely hanya dilakukan dirumah dan ia hanya mengerjakan pesanan teman dekatnya saja. Kemudian perempuan asal Kuningan Jawa Barat ini mulai mengajak kawan dekat dan para tetangga untuk belajar merajut.

Dirinya pun senang bisa mengisi waktu luang, silaturahmmi serta bisa memberi pengaruh positif bagi rekan-rekan dan tetanggnya dengan kegiatan yang bermanfaat dan sekaligus bisa menghasilkan uang. Meskipun dirinya agak kesulitan untuk meyakinkan para ibu-ibu, bahwa merajut termasuk salah satu cara untuk menghilangkan suntuk.

Ia mengaku untuk omzet selalu berubah setiap bulannya, namun demikian ada saja yang pesan. Baginya bisa membantu ibu-ibu para tetangga untuk menghasilkan rupiah merupakan kebahagian tersendiri.

“Alhamdulillah sejauh ini pesanan selalu ada, tapi yang penting buat saya, bisa membantu teman-teman untuk menghasilkan uang. Jadi kalau ada orderan kami kerjakan bersama-sama”, ujar perempuan 42 tahun ini.

Mimpinya suatu saat bisa mengembangkan usaha dan memiliki galeri untuk memajang produk-produk dari Ei’S Simple Art serta memiliki komunitas yang produktif dan semakin banyak kaum hawa yang ikut bergabung di komunitasnya.

Bagi siapa saja yang ingin belajar merajut, bisa langsung datang kerumah ibu Lely tanpa dipungut biaya, cukup membawa alat-alat dan bahan untuk merajut.