Sadan Umakain Tradisi Orang Malaka, Simbol Legalitas Pasangan Dalam Membentuk Rumah Tangga Baru
MALAKA, metro7.co.id – Bangsa Indonesia merupakan negara yang plural dan heterogen yang terdiri dari 240 juta jiwa, 700 bahasa daerah, 6 agama, 1128 suku bangsa serta beragam adat istiadat dan budaya. Namun, perbedaan ini bukan menjadi penghalang bagi warga masyarakat untuk tidak bersatu justru sebaliknya, menjadi kekuatan utama bagi Bangsa Indonesia untuk berdiri kokoh dengan landasan dari pemersatu bangsa yakni pancasila.
Adat istiadat dan budaya setiap daerah pasti memiliki ciri khas yang berbeda namun semuanya merupakan warisan leluhur yang terus di kembangkan. Tak terkecuali tradisi Sadan Umakain yang masih dipertahankan oleh masyarakat abupaten Malaka, yang menjadi simbol Budaya Wesey Wehali dan kletek Truik ketika pasangan muda hendak melangsungkan rumah tangga baru.
Dalam pantauan awak media, ketika berlangsung Tradisi Sadan Umakain, salah satu pasangan muda di Desa Wederok Kecamatan Weliman Kabupaten Malaka, nampak kedua rumpun keluarga menggunakan balutan tenunan kain (tais) yang bermotif Malaka dengan warna merah mencolok, dan disetiap para pemangku adat dan pemerintah setempat dihidangkan suguhan siri pinang sebagai simbol penghormatan antara dua rumpun keluaraga.
Sebelum memulai sidang adat (Sadan Umakain) moderator mempersilakan dua rumpun keluarga untuk mencicipi siri dan pinang yang telah dihidangkan di depan meja masing-masing dengan narasi pantun.
Narasi yang disampaikan oleh moderator berupa puisi dengan sopan dan khidmat. Setiap tahapan pembicaraan pasti akan didahului dengan kata Ina Ama (mama dan bapak) Holak Muksan Lai (makan siri pinang du).
Pada akhirnya, masing-masing rumpun keluaraga memberikan sepata kata atau pesan, bagi pasangan yang menjadi bekal dalam menata bahtera rumah tangga baru. *