BANGKA BELITUNG, metro7.co.id – Aktivis kenamaan Bangka Belitung (Babel) Suhendro Anggara Putera mengecam keras pernyataan Andi Kusuma yang menyebutkan orang Bangka Induk tidak punya marwah dan harga diri dalam sebuah rapat Banteng Muda Indonesia (BMI) Kabupaten Bangka beberapa bulan lalu.

Dalam wawancara Minggu (15/8) siang, di Sungailiat, Suhendro menuntut Andi Kusuma untuk mempertanggungjawabkan pernyataan tersebut kepada masyarakat Bangka.

“Andi Kusuma harus bertanggungjawab dengan perkataan dia. Minta maaf di publik. Seolah-olah orang Babel rendah. Jangan pernah hina orang Babel khususnya Bangka Induk, karena di situ saya mendengar sendiri. Saya sebagai saksi, sebagai Wakil Ketua BMI Kabupaten Bangka,” ucap Suhendro.

Ia menceritakan, awal mula Andi Kusuma melontarkan pernyataan bertendensi SARA itu saat dirinya diminta oleh Ketua BMI Kabupaten Bangka, Budiyono, untuk menghadiri undangan rapat dari Andi Kusuma, guna membahas soal pencalonan Andi Kusuma sebagai Caleg DPRD Provinsi Babel dari PDIP.

Ketika membahas strategi pemenangan, lanjut Suhendro, tiba-tiba Andi Kusuma menyebutkan orang Bangka Induk tidak punya marwah dan harga diri lantaran mau mencoblos jika dibayar.

“Memang ada dikatakan 50 persen masyarakat Bangka Induk itu tidak ada marwah dan harga diri yang dibicarakan oleh Andi Kusuma. Di situ dia sudah menghina orang Bangka Belitung,” ujarnya.

Lebih mengejutkan lagi, ucap Suhendro, Andi Kusuma sempat memerintahkan tim suksesnya untuk membayar masyarakat pemilih sebesar 100 ribu rupiah jika mencoblos dirinya.

“Kita memang diperintahkan bahwa khusus di Merawang sama Puding Besar, dia perintahkan kalau sudah coblos dia, difoto, akan dibayar 100 ribu, koordinatornya dikasih 50 ribu,” beber Suhendro.

Selain diperintahkan Andi Kusuma untuk bayar pemilih saat Pileg lalu, Suhendro mengatakan masih ada perintah dari Andi Kusuma lainnya yang akan dia bongkar ke publik.

Kata Suhendro, pernyataan Andi Kusuma yang menyebutkan orang Bangka Induk tidak punya marwah dan harga diri tersebut hanya kulitnya saja.

Sementara Suhendro berujar kalau dirinya masih memiliki rekaman berdurasi panjang lainnya.

“Kalau orang Bangka dengar rekaman ini apa yang akan terjadi. Rendah banget orang Bangka ini dihina sama Andi Kusuma. Kenapa saya hari ini bicara, karena saya sudah muak, seolah-olah dia paling bersih. Bagi saya bohong. Sedangkan pola dia ngelapor ke KPU, ngelapor si a, si b, tapi dia dalangnya hari ini sebenarnya,” tegas Suhendro.

Menanggapi hal itu, rencananya Suhendro bakal mengajak aktivis, ormas, dan tokoh masyarakat Babel untuk adakan aksi protes guna menuntut permintaan maaf dari Andi Kusuma.

“Saya sangat marah disebut seolah-olah orang Bangka ini jelek. Saya sebagai putra Babel, saya akan lakukan aksi. Hari ini kita dihina oleh Andi Kusuma. Saya akan barbaran tentang rekaman ini, dan ada lagi rekaman-rekaman lain yang akan kita bongkar,” ucap Suhendro.

Redaksi mencoba konfirmasikan hal tersebut kepada Andi Kusuma lewat pesan seluler pada Minggu (16/08) sore. Tapi hingga berita ini rilis, yang bersangkutan belum memberikan jawaban balasan.

Sebagai informasi, sosok Andi Kusuma sempat ikut dalam kontestasi pemilihan legislatif 2024 untuk DPRD Provinsi Babel, namun kalah.

Belakangan, sosok Andi Kusuma yang diketahui berprofesi pengacara itu ramai diperbincangkan masyarakat lantaran aksinya yang mendampingi organisasi Perkumpulan Putra Putri Tempatan (Perpat) Kabupaten Bangka ketika deklarasikan relawan kotak kosong di Kantor KPU Kabupaten Bangka beberapa waktu lalu.

Di organisasi tersebut, Andi Kusuma sendiri menjabat sebagai Ketua DPD Perpat Bangka Belitung.

Selain itu, Andi Kusuma juga turut mendampingi Ketua DPC Perpat Kabupaten Bangka, Budiyono, yang melaporkan dugaan kampanye hitam dan rencana politik uang bakal calon Bupati Bangka ke pihak Bawaslu Kabupaten Bangka.

Namun, alih-alih diproses, laporan dari Perpat itu malah dimentahkan oleh Bawaslu Kabupaten Bangka karena dianggap tidak memenuhi syarat formal dan materiil sebuah pelaporan.