Suhu Tinggi Landa Wonosobo, Begini Penjelasan BMKG…
WONOSOBO, metro7.co.id — Suhu tinggi melanda Kabupaten Wonosobo akhir -akhir ini. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Jawa Tengah memperkirakan cuaca di wilayah Wonosobo masih akan tinggi hingga menyentuh 36 derajat Celsius sampai akhir Oktober 2023 nanti.
Suhu tinggi tak hanya di wilayah Wonosobo, tapi sebagian Besar Jateng. Hal tersebut di Jelaskan BMKG lantaran gerak semu matahari.
Koordinator Bidang Data dan Informasi BMKG Jateng Iis Widya mengatakan, suhu udara tinggi lantaran gerak semu matahari setiap tahunnya.
“Di bulan Oktober diperkirakan posisi matahari akan berada di atas Pulau Jawa,” terangnya.
“Ini karena gerak semu matahari. Matahari berada di posisi yang mendekati wilayah Jateng. Pas Oktober tepat berada di atas kita (Pulau Jawa),” kata Iis.
Ia mengatakan, suhu diperkirakan akan terus meningkat hingga akhir Oktober. Namun, pihaknya mengungkapkan matahari diperkirakan akan bergerak semu pada Desember sehingga suhu menurun.
“Dan ini akan terus meningkat sampai Oktober. Jadi, ini kondisinya dari sisi suhu itu akan meningkat terus sampai sekitar akhir Oktober. Nanti di November (matahari) akan bergerak ke selatan, lalu Desember berada di paling selatan,” kata dia, dikutip Republika.
“Nanti setelah Desember (matahari) akan balik lagi berjalan ke arah utara. Nanti Januari berputar lagi ke utara, Februari di atas kita Maret ke utara tepat di atas khatulistiwa itu berbolak-balik terus karena siklus tahunan, nggak usah dipermasalahkan,” jelasnya.
BMKG memperkirakan suhu akan mencapai 37-38 di Oktober mendatang. “Prakiraannya sendiri untuk cuaca di Semarang 25-36 suhu udaranya sendiri. Kalau memasuki Oktober kemungkinan 37-38 derajat Celsius,” ujarnya.
Suhu tinggi berdampak pada sektor pertanian di wilayah Wonosobo. Minimnya sumber air untuk kebutuhan sehari- hari dan banyak nya tanaman yang layu menjadi pemandangan yang ditemui terutama di wilayah Wonosobo bagian selatan, tepatnya di sepanjang pesisir waduk Wadaslintang.
Menurut salah satu petani asal Desa Lancar Wadaslintang Budiyanto mengatakan selain mengeringkan tanah, mengurangi ketersediaan air untuk tanaman. Tanah yang terlalu kering dapat menghambat pertumbuhan akar bahkan sudah ada yang mati akibat tidak ada air.
“Suhu tinggi juga mempengaruhi ternak, karena pakan menjadi langka dan air minum terbatas. Ini dapat mengakibatkan stres, penurunan berat badan, dan bahkan kematian ternak,” tandas Budiyanto.*