Gelombang Tinggi di Polman Porak Porandakan TPU
POLEWALI, metro7.co.id – Salah satu tempat pemakaman umum (TPU) yang berada di pesisir pantai lingkungan Alii-alli, kelurahan Takkatidung, Kecamatan Polewali, Kabupaten Polewali Mandar, Provensi Sulawesi Barat di porak-porandakan gelombang tinggi.
Selain mengakibatkan beberapa makam terbongkar gelombang tinggi juga membuat banyak makam yang menampakkan kain kafan dan tulang belulang manusia berserakan kemana-mana, hempasan gelombang tinggi ini ratusan makam hilang disapu ombak dan tertimbun pasir.
Kondisi memprihatinkan ini diketahui terjadi sejak beberapa tahun terakhir. Puncaknya pada bulan desember tahun ini. “Sudah tiga tahun terkikis, ombaknya kalau musim barat baru besar, paling parah ini (tahun ini). Ada ratusan kuburan yang hilang,“ kata salah seorang warga, Badawi kepada wartawan, Rabu (30/12/2020).
Diakui Badawi, sejumlah warga masih sempat memindahkan makam sanak kerabatnya, namun lainnya pasrah kehilangan makam keluarga tercinta, “ Ada yang sudah pindahkan, ada yang biarkan begitu saja, ada kelihatan tulang sama kafannya itu, “ terang pria berusia 29 tahun ini.
Kendati tidak lagi difungsikan sebagai tempat pemakaman untuk orang dewasa, warga lainnya mengungkapkan, lokasi masih kerap difungsikan sebagai tempat pemakaman bayi. “Lokasi pemakaman sudah tidak difungsikan, terakhir tahun lalu, kecuali untuk bayi,“ ungkap Haeria yang mengaku telah kehilangan makam orang tuanya.
Akibat seringnya terjadi gelombang tinggi beberapa warga setempat yang tinggal di daerah ini, terapksa memindahkan rumahnya lantaran takut terseret ombak. “Sudah dua minggu rumah dipindahkan karena kena ombak, sudah tiga rumah yang dipindahkan,“ imbuh Haeria.
Warga mengaku, pemerintah telah pernah membangun tanggul untuk mengamankan pemukiman dan TPU dari terjangan gelombang tinggi. Namun sejak beberapa tahun terakhir, tanggul tersebut hancur, lantaran tidak kuat menahan hempasan gelombang tinggi.
“ Kami berharap, agar kiranya pemerintah memberikan perhatian, agar pemukiman warga tidak ikut hilang seperti makam yang sudah banyak tenggelam, “ tutup Haeria.